spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBKota Mataram30.681 Jiwa Terdampak Banjir Mataram, Satu Korban Meninggal, Belasan Luka-luka

30.681 Jiwa Terdampak Banjir Mataram, Satu Korban Meninggal, Belasan Luka-luka

Lombok (ekbisntb.com) – Banjir yang menerjang Kota Mataram Minggu 6 Juli 2025 menimbulkan kerusakan cukup parah. Sedikitnya berdasarkan data sementara, satu korban meninggal, 15 warga mengalami luka-luka dan 30.681 jiwa atau 7.676 KK terdampak.  Hingga Senin 7 Juli 2025, 520 jiwa masih mengungsi, puluhan mobil dan sepeda motor hanyut serta sembilan rumah rusak berat.

Sekitar 30.681 warga Kota Mataram terdampak banjir setinggi dua meter yang melanda sejumlah wilayah pada Minggu, 6 Juli 2025. Banjir tersebut merendam rumah-rumah warga, merusak perabotan, kendaraan, hingga menyebabkan satu korban jiwa di wilayah Ampenan akibat tersengat listrik.

- Iklan -

“Warga kita yang terdampak sekitar 6.700 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 30 ribu jiwa lebih. Ada yang terdampak cukup parah, dan ada juga yang masih di evakuasi. Lalu ada yang meninggal satu orang warga Ampenan, akibat tersengat listrik. (Insyallah) nanti akan kita berikan santunan,” ujar Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana saat dikonfirmasi di Bertais, usai meninjau sejumlah titik terdampak banjir, Senin, 7 Juli 2025.

Sejumlah lingkungan yang tercatat paling parah terdampak antara lain Kekalik, Kebon Duren, hingga Abian Tubuh. Wilayah Bertais pun turut mengalami genangan cukup tinggi. “Sebagian lingkungan seperti di Bertais juga terdampak banjir. (Beberapa wilayah ini) yang sangat terdampak cukup parah,” jelasnya.

Data sementara,  enam kecamatan di wilayah Kota Mataram yang terdampak banjir antara lain Kecamatan Sandubaya meliputi tujuh kelurahan, yakni Kelurahan Bertais, Selagalas, Babakan, Abian Tubuh, Mandalika, Dasan Cermen, dan Kelurahan Turida.

Kemudian Kecamatan Mataram meliputi Kelurahan Pagutan, Pagutan Timur, Pagesangan Timur, dan Mataram Timur.

Sementara untuk Kecamatan Sekarbela, wilayah yang terdampak yakni Kelurahan Kekalik Jaya, Karang Pule, Tanjung Karang, dan Jempong Baru.

Untuk Kecamatan Selaparang, kelurahan terdampak yakni Kelurahan Dasan Agung Baru dan Gomong, sedangkan di Kecamatan Cakranegara yang terdampak Kelurahan Karang Taliwang, Mayura, Cakranegara Selatan Baru, dan Cakranegara Barat.

Senin 7 Juli 2025,  hari kedua pascabanjir, seluruh perangkat daerah bersama unsur TNI/Polri, relawan, dan masyarakat, dikerahkan untuk membantu proses evakuasi, membersihkan lumpur dan sampah yang menumpuk di permukiman warga, serta mendata kerusakan yang terjadi.

“Langkah yang kita lakukan saat ini adalah membantu masyarakat untuk menormalisasi lingkungan mereka dulu. Karena lingkungan mereka banyak yang terendam lumpur. Nggak hanya itu, sampah berserakan masuk ke lingkungan mereka, inilah yang kita bantu,” imbuhnya.

Terkait dengan kondisi rumah warga, Pemkot Mataram saat ini tengah melakukan pendataan, termasuk rumah yang mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat. “Ada beberapa rumah yang terdampak cukup parah kemarin, untuk rumah rusak akan kita intervensi untuk dilakukan perbaikan. Sekarang masih proses pendataan dulu, sambil mendengarkan laporan dari lurah dan camat,” sambungnya.

Pantauan Ekbis NTB menunjukkan, sejumlah titik banjir perlahan mulai surut. Warga yang rumahnya diterjang banjir mulai melakukan pembersihan dengan bantuan alat berat. Sementara itu, kendaraan yang terseret arus sungai mulai dievakuasi menggunakan mobil derek.

“Debit air saat ini sudah terpantau kembali cukup normal, semoga tidak ada lagi hujan deras. Situasi ini kita ambil hikmahnya, (kalau dilihat-lihat) baru kali ini Kota Mataram mengalami kondisi yang luar biasa ini, Luapan Sungai Ancar dan Sungai Unus yang cukup besar sekali, dan menggenangi hampir sebagian besar Kota Mataram,” ujar Wali Kota.

Pemerintah Kota juga memastikan kebutuhan dasar bagi warga terdampak mulai disalurkan. Mulai dari logistik makanan, selimut, hingga alas tidur. Bantuan tersebut dipusatkan melalui posko induk yang berada di Halaman Pendopo Wali Kota.

“Logistik sudah kita distribusikan kepada masyarakat, semua kita koordinasikan dengan posko induk (yang kita dirikan di halaman Pendopo Wali Kota). Nanti posko induk akan mendistribusikan semua kebutuhan warga, seperti selimut, tikar, alas tempat tidur karena itu jadi kebutuhan yang paling mendesak,” terangnya.

Untuk mendukung kebutuhan pangan warga, dapur umum juga telah dioperasikan di lokasi posko. “Kita akan membuat makanan di dapur umum yang ada di posko induk, bisa 3.000 porsi (sekali masak),” tandasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kota Mataram, Muzaki, menyampaikan bahwa warga terdampak saat ini tersebar di 30 titik lokasi pengungsian. “Mereka ada di 30 titik pengungsian di Mataram, tapi siang ini (kemarin) ada yang sudah kembali ke keluarganya, tapi ada juga yang masih di lokasi pengungsian,” jelasnya.

Ia menyebutkan, kebutuhan mendesak saat ini masih pada makanan siap saji dan selimut. “Makanan siap saji yang paling dibutuhkan (selain selimut), untuk dapur umum, sudah ada di Pendopo Wali Kota,” tutupnya. (hir/era)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut