Lombok (ekbisntb.com) – Masyarakat di Lombok Barat menyambut antusias program bantuan modal usaha tanpa bunga dari Pemkab setempat. Pasalnya pinjaman modal ini sangat diperlukan masyarakat.
Namun warga berharap agar akses pinjaman ini dipermudah dan pihak bank perlu jemput bola ke masyakarat seperti yang dilakukan petugas bank subuh untuk mempermudah Warga. Sebab program ini belum tersosialisasikan secata luas ke masyarakat bawah.

Kades Sembung H. Ali Abdul Syahid mengatakan bahwa program pinjaman modal tanpa bunga ini menjadi pembicaraan hangat. Sebab bupati sendiri menyampaikan pinjaman modal tanpa bunga. ‘’Tapi tidak pernah disampaikan regulasinya kayak apa? Regulasi harus ke BPR dulu, minim sosialisasi. Akibatnya banyak warga mengajukan tapi terpental, karena regulasi panjang juga,’’ ujarnya.
Pengurusannya, perlu ada NIB, setelah itu tidak serta merta dapat pinjaman. Tapi data itu dikirim dulu ke BPR. Sebab BPR mendelegasikan ke masing-masing BPR kecamatan, mereka yang melakukan review layak tidak mendapatkan bantuan. Di satu sisi dikhawatirkan dana di perbankan ini terbatas sehingga kalau diajukan bersamaan dalam jumlah besar, apakah bisa dibantu. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan regulasi ini agak panjang.
“Kami apresiasi, paling tidak dipermudah warga yang mengajukan, karena warga sekarang malas kalau terlalu panjang,”imbuhnya.
Sementara itu, Sekdis Koperasi dan UMKM Lobar Mudasir mengaku justru persyaratan dipermudah. Sebab semula sebelum ada MoU dengan bank, syaratnya lebih banyak. Namun syaratnya dikurangi. “Ada beberapa syarat yang dipangkas,salah satunya surat keterangan usaha atau bagi masyakarat yang tidak memiliki akte cerai bisa melalui surat keterangan dari desa,’’ katanya.
Syarat utamanya kata dia NIB yang sangat perlu. Sebab tujuan pinjaman modal tanpa bunga ini bagi pelaku UMKM, bakulan dan pedagang kecil. “Sudah sederhana syaratnya,”kata dia. Akses bantuan ini, data NIB per satu Minggu dikirim ke BPR pusat. Setelah itu diverifikasi, lalu dibagi ke wilayah kerja BPR masing-masing kecamatan. Masyarakat bisa mengecek dananya ke BPR masing-masing kecamatan.
Ia menambahkan sejak diluncurkan 17 April, sudah banyak yang akses bantuan ini. “Yang mengakses kalau ndak salah sekitar 200 sampai 300 orang,”sebutnya. Nilai pinjaman ada tiga, yakni Rp10 juta, 20 juta dan 25 juta. Itu diangsur selama satu tahun, dua tahun dan tiga tahun. Tergantung kemampuan nasabah. (her)