Dompu (ekbisntb.com) – Bulog ditugaskan negara untuk menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kg untuk Gabah Kering Panen (GKP) tanpa memperhatikan kualitas gabahnya. Kendati sudah dipatok dengan harga tinggi, masih banyak petani menjual gabahnya ke tengkulak dengan harga jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Kondisi ini diakui juga oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, SP saat dihubungi kemarin. “Ada banyak petani menghubungi saya terkait harga gabah. Saya bilang, Bulog menyerap gabah dengah harga Rp6.500 per kg untuk gabah kering panen. Tapi ada juga Sebagian petani masih bergantung ke palele (tengkulak), karena mereka kekurangan modal, sehingga mengambil lebih dulu ke palele,” kata Syahrul Ramadhan.

Yang diatur pemerintah, kata Syahrul, adalah pembelian oleh Bulog. Untuk memudahkan komunikasi, pemerintah membentuk Satgas yang melibatkan TNI dan Polri. Ketika hendak panen agar dikoordinasikan dengan Babinsa, Babinkamtibmas, dan penyuluh. Sehingga bisa disampaikan ke Bulog dan disiapkan tim dengan kendaraannya. “Terkadang petani ini mau langsung terima uang tunai usai ditimbang. Kadang tim Bulog terbatas bawa uang tunai. Itu juga yang membuat Sebagian petani menjual ke palele,” katanya.
Pimpinan Bulog Cabang Bima, Heri Sulistiyo yang dihubungi, Kamis 6 Maret 2025 siang mengatakan, pihaknya setiap hari tetap melakukan penyerapan gabah petani. Hingga saat ini, ada sekitar 1.000 ton setara beras yang berhasil diserap dari petani. “Sampai (Rabu) kemarin, sekitar 1.000 ton setara beras berhasil diserap dari petani,” katanya.
Target penyerapan gabah petani untuk Bulog cabang Bima, kata Heri sebanyak 43 ribu ton setara beras. Tim Bulog langsung turun ke lapangan melakukan pembelian. Beberapa dibayar langsung di tempat dan Sebagian besar ditransfer melalui rekening petani. (ula)