EFISIENSI anggaran dan pembatasan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming besar-besaran akan sangat dirasakan langsung pelaku usaha perhotelan. Termasuk pada seluruh mata rantai kegiatan ekonomi perhotelan.
Ketua Asosiasi Hotel Mataram, Made Adiyasa, mengungkapkan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang telah dijadwalkan sebelumnya telah ditunda.


Menurutnya, hampir semua kegiatan MICE yang direncanakan di Kota Mataram mengalami penundaan akibat penghapusan anggaran pemerintah.
“Saya dapat informasi dari teman-teman hotel di kota, semua kegiatan MICE yang sudah terjadwal ditunda. Semua teman-teman jelasin ke saya, ada penundaan karena anggaran dihapus,” ujar Made Adiyasa.
Ia menegaskan dampak dari penundaan ini akan sangat terasa di sektor perhotelan dalam beberapa waktu ke depan. Ia mengkhawatirkan potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan hotel jika kondisi ini terus berlanjut. Karenanya, untuk mempertahankan hotel tidak sepi sama sekali, kemungkinan hotel akan melakukan penurunan tarif.
“Kita berharap, karena ada efisiensi, jangan sampai ada PHK ya. Karena penghasilan hotel di kota bersumber dari kegiatan pemerintah,” jelas Made Adiyasa.
“Kami berharap kegiatan MICE jangan dihapus. Dikurangi boleh saja, tapi jangan dihapus. Karena MICE juga menggerakkan ekonomi dan banyak tenaga kerja yang terlibat di sektor perhotelan,” tambahnya.
Made Adiyasa menegaskan penyesuaian anggaran akan lebih tepat dibandingkan dengan penghapusan total, karena dampak ekonomi dari hilangnya kegiatan MICE akan sangat besar. Jika anggaran untuk MICE dihapus secara permanen, ia khawatir hal tersebut akan berujung pada gelombang PHK di industri perhotelan di kota.
“Kalau sampai dihapus permanen, kami khawatir akan diikuti dengan PHK karyawan hotel akibat berkurangnya sumber pendapatan utama hotel di daerah kota, karena segmen MICE yang terbesar,” tutupnya.
Harapan lain agar hotel di kota tetap terisi adalah pemimpin baru dari tingkat provinsi hingga kota, yang rencananya akan dilantik tanggal 20 Februari 2025 ini.
Made mengatakan, sebagaimana yang disampaikan Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhammad Iqbal dalam diskusi pariwisata NTB dalam sebuah kesempatan di Mataram, gubernur terpilih akan mengupayakan mendatangkan event-event olahraga yang bisa menghadirkan banyak orang.
“Kita juga berharap dari rencana dari Pak Gubernur Terpilih untuk membawa event-event besar ke NTB. Di Lombok, semoga pelantikan nanti segera direalisasikan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya keberlanjutan kegiatan olahraga berskala besar yang dapat menarik banyak orang ke daerah tersebut. Menurutnya, bisnis perhotelan di kota sangat bergantung pada kehadiran tamu yang datang untuk keperluan bisnis dan pemerintahan, dengan mayoritas penghasilan berasal dari kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Diharapkan pemerintah daerah dan pihak terkait dapat mempertimbangkan kembali kebijakan penghapusan anggaran MICE, sehingga sektor perhotelan di Kota Mataram tetap dapat bertahan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.(bul)