Lombok (ekbisntb.com) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengeluaran per kapita masyarakat Lombok Timur (Lotim) tercatat sebesar Rp 10.571.000 per tahun. Kondisi ekonomi yang masih lemah ini diprediksi akan menjadi tantangan terbesar bagi Lotim pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan oleh Penjabat Bupati Lombok Timur, HM Juaini Taofik, dalam diskusi bersama Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT), Rabu 25 Desember 2024. Berdasarkan catatan BPS, ekonomi Lotim masih tertinggal dibandingkan dengan Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Barat (Lobar).
Menurut Pj Bupati, untuk meningkatkan perekonomian Lotim dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. “Selain mempertahankan sektor kesehatan dan pendidikan, perbaikan ekonomi juga memerlukan usaha yang berat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hal ini tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur tiga indikator utama: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Indikator kesehatan meliputi angka harapan hidup, indikator pendidikan mencakup rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, sementara indikator ekonomi dilihat dari pendapatan per kapita.
IPM Lombok Timur saat ini berada di posisi ketujuh dari sepuluh kabupaten/kota di NTB, dengan nilai 71,48 poin. Pj Bupati yakin bahwa dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, IPM Lotim dapat melonjak lebih tinggi.
Beberapa investasi yang hadir di Lotim diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. “Jika tambak udang dan sektor pertanian berkembang, kita optimis dapat mengejar Dompu. Harapan kita, dengan perkembangan ini, ekonomi akan semakin maju,” paparnya.
Isu ketahanan pangan juga tidak hanya berkaitan dengan sektor sawah, namun juga kelautan. “Kami memiliki keunggulan dalam sektor tambak udang, yang menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kami berharap, kegiatan kelautan ini dapat menambah PAD dari hasil tangkapan laut,” imbuhnya. (rus)