PEMKAB Lombok Barat (Lobar) mengklaim surplus produksi beras di akhir tahun 2024 ini, meski sekarang ini sedang dalam musim kemarau, sehingga mampu menyokong kebutuhan nasional. Berbagai upaya yang dilakukan meningkatkan produksi beras. D iantaranya melalui program perluasan areal tanam dan Kesatria (kelapa tumpang sari dengan tanaman pangan).
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Lobar Damayanti Widyaningrum menyebutkan, surplus beras hingga mencapai 25 ribu ton. Kebutuhan beras pun aman selama enam bulan ke depan, sehingga masyarakat diimbau tak perlu khawatir dengan kebutuhan pasokan beras yang akhir-akhir ini harganya sempat naik.
Ditambah lagi dengan stok beras di Gudang Bulog mencapai 3.500 ton, ketersediaan beras yang ada pun mencapai 28 ribu ton lebih. Produktivitas hasil pertanian khusus padi ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 5,4 ton per hektar. Terdapat peningkatan produktivitas sekitar 0,3 ton per hektarnya. Kendati, terjadi alih fungsi lahan yang menggerus lahan pertanian produktif.
Diakuinya, rata-rata selama tiga tahun terakhir (2021-2023) terdapat 220 hektar lahan pertanian baik irigasi, perkebunan dan jenis lainnya yang dialihfungsikan untuk perumahan, infrastruktur publik serta lainnya. Alih fungsi lahan ini, ujarnya, mempengaruhi produksi pangan. Akan tetapi, sementara ini masih bisa disiasati melalui produktivitas hasil panen tersebut. “Karena itu kita berupaya melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian,” ujarnya pada Ekbis NTB pekan kemarin.
Sejauh ini Lobar telah menambah areal tanam sekitar 3.714 hektar. “Penambahan luas areal tanam kita 3.352 hektar ditambah 362 hektar dari program Kesatria,” terangnya.
Pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir terkait produksi beras, sebab pihaknya juga melaksanakan progam perluasan areal tanam melalui meningkatkan Indeks penanaman (IP).
Yang tadinya lahan pertanian IP 100 menjadi IP200 atau satu kali tanam menjadi di kali. Yang tadinya tidak bisa tanam menjadi sekali tanam, dua kali tanam menjadi tiga kali tanam dan seterusnya. Pihaknya juga melakukan program Kesatria (kelapa tumpang sari dengan tanaman pangan).
“Sehingga dengan progam ini diharapkan lebih banyak lagi hasil produksi sehingga surplus lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Peningkatan IP ini dilakukan salah satunya dengan progam pompanisasi yang tengah berjalan. Menurutnya dengan luasan areal yang ada, produksi Lobar sudah surplus. Namun pemerintah minta daerah untuk meningkatkan produksi agar tidak melakukan impor. Sebaliknya, pemerintah melakukan ekspor hasil pertanian. (her)