spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisJelang Maulid, Harga Daging Sapi Perlu Diantisipasi

Jelang Maulid, Harga Daging Sapi Perlu Diantisipasi

Lombok (ekbisntb.com) – Kebutuhan daging sapi saat perayaan maulid akan meningkat drastis. Hal ini berdampak melonjaknya harga di pasar tradisional. Kenaikan harga perlu diantisipasi agar tidak memicu inflasi.

Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Drs. H. Muhammad Saleh mengakui, kebutuhan daging sapi pada momen tertentu seperti maulid dan hari raya akan meningkat. Kondisi ini berpengaruh terhadap kenaikan harga, sehingga perlu diambil langkah antisipasi. Langkah antisipasi seperti mendatangkan daging beku untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

- Iklan -

Namun demikian, pihaknya juga perlu mempertimbangkan ekosistem peternakan di Provinsi NTB. “Sudah ada kok arahan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, untuk memasukkan daging impor,” terang Saleh dikonfirmasi pada Jumat 30 Agustus 2024.

Pengajuan memasukkan daging beku ke Kota Mataram, tidak sepenuhnya disetujui. Misalnya sebut Saleh, pengusaha meminta mendatangkan 50 ton maka disetujui setengahnya atau lebih. Rekomendasi yang ditandatangani rata-rata 20 ton untuk satu perusahaan. Kebutuhan ini habis dalam waktu sebulan. “Paling kita setujui 50-60 persen,” sebutnya.

Daging impor memiliki pasar berbeda seperti hotel, restoran, usaha katering, dan lain sebagainya. Akan tetapi, pemerintah harus tetap mengantisipasi apabila terlalu banyak memberikan izin untuk masuk ke daerah bisa saja dijual ke pasar tradisional. Selama ini, daging sapi lokal diprioritaskan untuk dijual ke pasar.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida menambahkan, harga daging sapi dikhawatirkan akan mengalami lonjakan saat bulan maulid. Kebutuhan masyarakat sangat tinggi untuk disajikan saat syukuran. Harga daging sapi Rp125 ribu per kilogram, kemungkinan akan meningkat menjadi Rp140 ribu per kilogram saat memasuki maulid. “Iya, perlu kita khawatirkan harga daging sapi,” ujarnya.

Sedangkan, harga komoditi lainnya seperti cabai rawit, tomat, bawang merah dan beras relatif stabil. Artinya, komoditi itu sudah turun harga dibandingkan dua atau tiga pekan sebelumnya.

Strategi pengendalian harga melalui operasi pasar, gelar pasar murah, dan intervensi lainnya bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Badan Urusan Logistik (Bulog). Nida berpesan agar warga tidak panik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, supaya tidak terjadi gejolak harga dan mempengaruhi inflasi. (cem)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut