Mataram (ekbisntb.com) – Real Estate Indonesia (REI) NTB menargetkan sebanyak 2.000 akad untuk rumah subsidi hingga akhir tahun 2025 ini.

Hal ini ditegaskan Ketua REI NTB, Hery Athmaja, dalam rangka mendukung penuh pengembang di daerah ini terhadap program perumahan rakyat yang tengah digenjot Presiden Prabowo Subianto.

Presiden Prabowo menyaksikan dan menyerahkan 25.000 unit rumah bagi Masyarakat berpenghasilan Rendah (MBR). Juga menyaksikan masyarakat melakukan akad KPR, Yang terdiri dari debitur KPR FLPP dari berbagai segmentasi meliputi 200 MBR secara luring dan 24.800 MBR secara daring dari 90 titik lokasi perumahan di minimal 30 provinsi di seluruh Indonesia. Dipusatkan di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).
Acara akad massal ini merupakan kelanjutan dari program pembangunan 3 juta rumah dan acara tersebut diinisiasi oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman bersama BP Tapera.
Akad dan serah terima kunci tersebut merupakan bagian dari peningkatan jumlah rumah subsidi yang terbesar sepanjang sejarah dari 220.000 menjadi 350.000, dan sebagai hasil dari kebijakan memberikan karpet merah untuk rakyat berupa pembebasan PBG dan BPHTB serta pemberian fasilitas PPN DTP bagi MBR.
Hery Athmaja menegaskan, selanjutnya pemerintah kembali menjadwalkan akad massal terakhir pada Desember 2025 dengan target minimal 50 ribu unit rumah subsidi se-Indonesia.
“Presiden sangat serius mendukung program ini. Bahkan kuota rumah subsidi ditambah dan diharapkan bisa dipertahankan ke depan. Untuk Mataram, kami juga berharap dapat bagian dari program tiga juta rumah yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, Hery mengungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi pengembang. Dana yang digelontorkan mencapai lebih dari Rp100 triliun.
“Teman-teman pengembang bisa mengakses KUR hingga Rp20 miliar. Bunga KUR hanya sekitar 5–7 persen. Ini sangat membantu, karena pengembang tidak lagi repot mencari pemodal. Mereka bisa fokus membangun, sementara perbankan memberi dukungan penuh terutama dalam mempermudah proses kredit bagi konsumen,” terangnya.
Dari sisi konsumen, program ini dinilai memberi banyak kemudahan. Harga rumah subsidi masih di kisaran Rp185 juta dengan ketersediaan yang merata dari Lombok hingga Sumbawa.
“Sekarang adalah momentum tepat untuk membeli rumah subsidi. Kuotanya masih terbuka lebar dan tidak ada lagi isu keterbatasan kuota. Ke depan, harga rumah bisa saja naik, sehingga kesempatan saat ini jangan sampai terlewatkan,” imbau Hery.
“Kami optimistis bisa mencapai angka itu (target 2.000 akad hingga akhir tahun 2025). Yang jelas, pemerintah sudah membuka jalan, tinggal bagaimana kita sebagai pengembang dan masyarakat memanfaatkan peluang ini,” pungkasnya.(bul)