spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisPembangunan Proyek Kereta Gantung Gunung Rinjani Senilai Rp6,5 Triliun Molor

Pembangunan Proyek Kereta Gantung Gunung Rinjani Senilai Rp6,5 Triliun Molor

Lombok (ekbisntb.com)-Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Wahyu Hidayat, S.STP, MAP, mengatakan pembangunan proyek kereta gantung yang akan dibangun di Desa Karangsidemen Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, kembali molor.

Proyek ini masih dalam tahap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

- Iklan -

“Kalau kereta gantung masih urus AMDAL di kementerian. Kalau kendala masih berproses di Kementerian,” ujarnya Selasa, 30 Juli 2024.

Mulanya, rencana pembangunan kereta gantung ini akan dilakukan di tahun 2024. Namun, sampai dengan pertengahan tahun ini, belum ada kepastian realisasinya.
Padahal, peletakan batu pertama (ground breaking) telah dilakukan pada 18 Desember tahun 2022, dan AMDAL dijadwalkan selesai di tahun 2023.

Proyek yang dimenangkan oleh investor asal Cina, PT Indonesia Lombok Resort (ILR) sampai saat ini belum ada kejelasan. Namun ia meyakini proyek ini masih tetap berlanjut.
Wahyu mengatakan pihaknya tidak bisa ikut campur perihal proyek kereta gantung Rinjani, hal ini karena ini merupakan proyek pusat, sehingga yang memegang kendali adalah Kementrian.

“Jadi kalau kita bilang tidak jadi kan belum ada keputusan itu, buktinya mereka masih ngurus. Ruang itu tidak bisa kita masuk. Kementrian punya dan kementerian LHK lagi itu,” lanjutnya.

Proyek dengan anggaran senilai Rp6,5 triliun ini kini tinggal menunggu proses AMDAL selesai saja, setelah itu, baru dimulai proses konstruksi. Menurut Wahyu, proses AMDAL biasanya memakan waktu enam bulan.

“Sebenarnya kalau di daerah AMDAL itu setahu saya kurang lebih enam bulan. Tapi saya tidak tahu dinamika lapangan yang mereka hadapi. Itu belum masuk ke kami. Itu syarat AMDAL,jadi persyaratan yang harus dilengkapi perizinannya,” jelasnya.

Menurutnya, molornya proses AMDAL kereta gantung rinjani ini bisa jadi disebabkan karena pembangunan proyek ini berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

“Mungkin salah satu karena TNGR. Tapi setelah lihat konsep mereka dari pelaku sendiri sudah mempersiapkan konservasi dan TNGR sudah masuk itu,” bebernya.

Pun terkait dengan adanya penolakan dari masyarakat perihal proyek ini, ia mengatakan pihak yang bertanggung jawab terkait dengan pembangunan proyek telah melakukan sosialisasi sebanyak dua sampai tiga kali.

Proyek ini memang menghadapi pro dan kontra di masyarakat, namun semua sudah beres dan diselesaikan oleh kementrian. Sehingga masyarakat yang terdampak pembangunan proyek dikatakan sudah setuju dengan pembangunan kereta gantung rinjani ini.

“Sudah melakukan sosialisasi dua sampai tiga kali, sampai dibawa ke kementerian, sudah clear di masyarakat,” tutupnya. (era)

Artikel Yang Relevan

Iklan








Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut