Lombok (ekbisntb.com) – Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) telah mengajukan tambahan sebanyak 5.000 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke pemerintah pusat. Sebagai upaya pencegahan penyebaran (PMK) di daerah ini. Vaksin tersebut direncanakan akan disalurkan pada bulan Februari mendatang.
Demikian diungkapkan Pejabat Otoritas Veteriner Dinas Pertanian Loteng drh. Firman Hidayatullah, kepada Ekbis NTB, Rabu 29 Januari 2025.
Dikatakannya, sejauh ini penyebaran PMK di Loteng cukup terkendali. Dalam artinya, ada kasus PMK yang ditemukan di lapangan. Tetapi jumlah tidak banyak. Meski demikian, upaya pencegahan antisipasi dini tetap dilakukan. “Salah satunya yakni dengan mengintensifkan vaksinasi,” ujarnya.
Loteng punya target vaksinasi PMK sebanyak 40 ribu ekor pada tahun ini. Namun realisasinya tergantung kebijakan dari pemerintah pusat. Tapi yang jelas di bulan Januari ini target sebanyak 2.825 dosis dan sudah tercapai 100 persen.
Sementara di bulan Februari mendatang target ditambah sebanyak 5.000 dosis, sehingga dengan vaksinasi ini, setidaknya bisa memperkecil potensi penyebaran PMK terhadap ternak-ternak di Loteng, terutama sapi dan bisa memperkecil potensi kerugian yang dialami peternak dampak dari PMK.
Firman mengatakan, jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu penyebaran PMK kali ini tidak seprontal dulu. Selain karena memang capaian vaksinasi PMK di Loteng sudah cukup tinggi di atas 50 persen dari sekitar 120 ekor populasi ternak sapi dan kerbau, peternak sekarang sudah lebih teredukasi. ‘’Jadi kalau dulu, sulit sekali peternak mau ternaknya di vaksin. Tapi kalau sekarang, justru peternaknya yang meminta,’’ ungkapnya.
Tidak hanya itu, dalam pengawasan dan perawatan ternak, peternak sekarang juga lebih paham. “Pengalaman kasus PMK sebelumnya cukup menjadi pembelajaran bagi peternak kita dalam merawat ternaknya. Sehingga ketika ada kasus PMK muncul, bisa lebih terkendali. Dengan kata lain, peternak kita sekarang lebih melek,” terang Firman.
Terkait harga ternak saat ini, Firman mengaku secara umum masih stabil dengan kata lain penyebaran PMK di beberapa daerah di luar Loteng tidak berpengaruh signifikan terhadap harga jual ternak, khusususnya sapi di pasaran. (kir)