Mataram (Ekbis NTB) – Nilai penukaran valuta asing (Valas) terbantu dengan adanya penukaran mata uang hasil bekerja di kapal pesiar dan di negara Asutralia.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Provinsi NTB, Darda Subarda penukaran valas dari hasil bekerja di kapal pesiar dan Asutralia ini cukup membantu nilai penukaran valas, khususnya di money changer miliknya, PT. Tri Putra Darma Valuta.
“Kalau penukaran dari wisatawan asing, di Kota Mataram tidak besar. yang membantu yang dari kapal pesiar dan hasil kerja dari Australia ini,” kata Darda di Mataram, Kamis 28 Maret 2024.
Karena itu, menurutnya, SDM lokal bisa didorong untuk mengisi lowongan-lowongan bekerja di kapal pesiar dan di Asutralia ini lebih massif.
“Karena kalau saya amati, yang kerja di kapal pesiar ini misalnya, bekerjanya enam bulan. Sekali nuker nilainya bisa sampai Rp400an juta (dengan nilai tukar rupiah yang berlaku sekarang). Menurut saya, ini potensi untuk mendorong pergerakan ekomomi di daerah ini,” ujarnya.
Selain itu, untuk pekerja – pekerja di Asutralia, pendapatannya juga tidak kalah menggiurkan. Sehingga peluang-peluang bekerja di negara Kanguru dimaksud layak terus ditingkatkan.
Darda mengatakan, dalam setiap penukaran valas yang jumlahnya besar, harus diketahui sumber-sumber uang pendapatan uang asing dimaksud. Sebab setiap transaksi penukaran dalam jumlah besar harus dilaporkan ke BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk mengantisipasi kemungkinan adanya indikasi money laundry.
“Penukaran – penukaran besar harus kita tanya sumbernya, karena kita juga harus laporkan. Atau penukaran senilai seratusan juta dan rutin, itu harus kita tanyakan dan laporkan. Makanya kita tau sumber dananya,” jelas Darda.
Sementara itu, penukan valas dari wisatawan asing sejauh ini belum menunjukkan trend yang menonjol. Kecuali money changer yang lokasinya di tempat-tempat wisata. Seperti Gili Trawangan, Meno, Air, Senggigi, dan Kuta.
“Kalau di Kota selain didukung penukaran valas dari PMI (Pekerja Migrant Indonesia/TKI), seperti Arab Saudi, Malaysia, itu yang rutin. Kalau penukaran dari wisatawan asing seperti biasa. Tidak terlalu signifikan. Kecuali di Kuta dan Gili Trawangan,” demikian Darda.(bul)