Mataram (ekbisntb.com) – Harga cabai kembali mengalami kenaikan. Sebelumnya, harganya Rp28.000 per Kg, saat ini naik dua kali lipat hingga Rp55.000 per Kg hingga Rp63.000 per Kg.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si, Kenaikan harga cabai selama dua minggu berturut-turut ini disebabkan karena petani belum melakukan panen cabai. Sehingga stok di pasaran menipis mengakibatkan harga cabai menjadi tak terkendali.
“Daerah pemasoknya, Lombok Timur sama Lombok Barat belum panen,” ujarnya.
Meski NTB sudah melakukan perluasan area lahan tanam komoditas cabai, namun tetap tak bisa membendung kenaikan harga ini. Karena menurut Nelly, faktor utama tingginya harga bahan pangan adalah tidak tersedianya bahan pangan tersebut di masyarakat.
Ia melanjutkan bahwa kemungkinan besar harga cabai akan normal ketika petani mulai panen, yaitu sekitar bulan Agustus, September, Oktober.
Meski harga cabai membengkak sejak dua minggu lalu, Nelly mengatakan pihaknya belum mengeluarkan kebijakan akibat permintaan cabai di masyarakat belum tinggi, artinya belum ada pemicu yang mengharuskan masyarakat untuk membeli cabai secara masif.
“Kita belum melakukan intervensi karena belum ada pemicu yang akan membuat masyarakat tinggi membeli cabai,” lanjutnya.
Walaupun saat ini stok cabai Lombok sedikit, Nelly melihat kondisi ini masih aman karena permintaan cabai juga belum banyak.
“Stok sedikit, harga mahal, pembeli sedikit,” tambahnya.
Adapun cabai sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi di NTB, dua bulan terakhir tingkat inflasi di provinsi NTB lebih rendah dari nasional. Jika kenaikan harga cabai tidak segera teratasi, apalagi bulan September nanti akan ada perayaan Maulid yang mana kebutuhan masyarakat terhadap cabai akan meningkat, sehingga perlu adanya penekanan harga cabai sebelum permintaan masyarakat terhadap cabai meningkat.
Menyikapi hal tersebut, Nelly mengatakan kenaikan harga cabai ini bisa saja meningkatkan inflasi daerah, namun, ia berharap karena permintaan masyarakat belum begitu tinggi sehingga kenaikan ini tidak mempengaruhi laju pertumbuhan inflasi di NTB.
“Meningkatkan inflasi ya kita sedikit khawatir, wajar. Tapi mudah-mudahan tidak,” harapnya. (era)