Lombok (ekbisntb.com) -Peluang kerja ke luar negeri kembali terbuka lebar bagi warga NTB, khususnya Kota Mataram. Malaysia, negara yang selama ini jadi primadona bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI), resmi membuka 3.000 lowongan kerja baru di sektor perkebunan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Rudi Suryawan, mengatakan pembukaan ini menjadi angin segar bagi pencari kerja di daerah. Apalagi, menurutnya, selama ini jalur ke Malaysia seringkali buka tutup secara tiba-tiba, membuat warga bingung dan ragu mendaftar.

“Dengan adanya (bukaan) ini tentu akan menambah (jumlah PMI di Mataram yang akan mendaftar) juga. Apalagi selama ini, Malaysia suka buka tutup, kadang tutup, kadang buka,” ujar Rudi, Rabu (25/6).
Menurut Rudi, Malaysia masih menjadi tujuan favorit PMI asal Kota Mataram. Selain karena proses rekrutmen yang tidak terlalu rumit, tawaran gaji yang lebih tinggi jadi alasan banyak warga tertarik mengadu nasib ke negeri jiran.
“Malaysia ini jadi salah satu tujuan negara yang paling banyak diminati warga kita di Kota Mataram. Dengan adanya bukaan ini tentu akan terbuka lebar (minat warga untuk mendaftar),” katanya.
Berdasarkan data Disnaker Provinsi NTB, pembukaan 3000 lowongan ini berasal dari Perusahaan SD Derby, yang membutuhkan ribuan tenaga laki-laki untuk bekerja di sektor perkebunan. Pemerintah Provinsi NTB pun memastikan bahwa seluruh proses pendaftaran hingga keberangkatan bebas biaya alias gratis.
“Sekali lagi kami tegaskan, bahwa
bekerja di Malaysia itu gratis. Jadi kalau ada yang menawarkan atau mengiming-imingi, jangan diladeni. Kita sudah kirim surat daftar perusahaan resmi mana saja yang bisa jadi pilihan warga untuk mendaftar,” jelas Rudi.
Dari sisi ekonomi, meningkatnya penempatan PMI ke luar negeri selama ini turut memberi efek positif bagi perputaran uang di kampung halaman. Para pekerja kerap mengirimkan uang (remitansi) untuk membiayai keluarga, menyekolahkan anak, hingga membangun rumah. Secara tidak langsung, kehidupan warga dan ekonomi lokal pun ikut bergerak.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, sebanyak 359 warga Mataram telah mendaftar sebagai Calon PMI (CPMI) untuk penempatan ke 16 negara berbeda, dengan Malaysia mendominasi sebanyak 218 orang. Disusul Arab Saudi (53), Singapura (24), Taiwan (15), Hongkong (14), dan Turki (11).
Di sisi lain, meskipun tensi geopolitik global meningkat terutama akibat konflik antara Iran dan Israel, pemerintah kota tetap memastikan bahwa proses keberangkatan CPMI ke wilayah Timur Tengah masih berjalan aman dan normal.
“Sejauh ini belum ada (kendala pengiriman CPMI). Proses seleksi (juga) masih berjalan normal,” tutup Rudi. (hir)