spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBerandaGubernur NTB Minta Kelonggaran Ekspor Konsentrat untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Gubernur NTB Minta Kelonggaran Ekspor Konsentrat untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Mataram (ekbisntb.com) – Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar memberikan relaksasi kebijakan ekspor konsentrat tambang yang dihasilkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Permintaan ini disampaikan sebagai langkah mengurangi dampak negatif kinerja sektor tambang terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, Samsudin di kantornya, Kamis, 25 September 2025  menegaskan bahwa kontraksi sektor tambang tak dinampikkan mempengaruhi perekonomian NTB.

- Iklan -

“Karena kita masih sangat bergantung pada sektor (tambang) ini,” ungkapnya.

Menurutnya, saat ini stok konsentrat di AMNT tersedia, namun tidak bisa diekspor karena kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah.

“Stoknya ada, tapi tidak bisa keluar karena belum ada relaksasi dari kementerian. Jadi bukan karena tidak ada barangnya, melainkan aturan ekspornya yang ketat,” jelas Samsudin.

Ia menyebut, gubernur sudah melakukan konsultasi dengan Kementerian ESDM untuk meminta kebijakan khusus.

“Ada upaya agar diberikan relaksasi, supaya ekonomi daerah tidak makin tertekan. Pemprov sudah berikhtiar, tinggal menunggu keputusan pemerintah pusat,” imbuhnya.

“Kita berharap ada jalan keluar agar kinerja tambang tidak lagi menjadi beban (terhadap pertumbuhan ekonomi NTB,”tambahnya.

Dengan harapan adanya relaksasi, lanjutnya, ekspor konsentrat bisa berjalan kembali, sembari menunggu rampungnya pembangunan fasilitas pemurnian (smelter).

“Minimal sudah setengah jadi, ada nilai tambahnya. Selanjutnya bisa dikembangkan ke industri turunan lain,” tutup Samsudin.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi NTB terkontraksi -0,82 persen, menempatkan NTB di urutan ke-37 dari 38 provinsi secara nasional. Hanya sedikit lebih baik dari Papua Tengah yang minus -9,83 persen. Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan bahwa kontraksi tersebut utamanya dipicu oleh sektor pertambangan yang anjlok hingga -29,9 persen.

“Kalau di luar tambang, kondisinya baik. Bahkan pertumbuhannya lebih tinggi dibanding triwulan I. Di luar tambang, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) NTB triwulan II mencapai 6,08 persen,” kata Wahyudin.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut