Mataram (ekbisntb.com) – Peningkatan kompetensi literasi membaca dan numerasi menjadi kunci penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Menyongsong Indonesia Emas 2045, berbagai pihak perlu memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk meningkatkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) dan Asesmen Nasional (AN).
Demikian garis besar Focus Group Discussion (FGD) ”Pengembangan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Kompetensi Literasi Membaca dan Numerasi” yang dilaksanakan oleh Kementerian PPN/Bappenas.
FGD ini merupakan rangkaian kegiatan penyusunan Peta Jalan Pendidikan Indonesia (PJPI) sebagai penjabaran dari pelaksanaan kebijakan pembangunan pendidikan yang tertuang di dalam RPJPN 2025-2045.
”Kecakapan literasi dan numerasi akan dapat terpenuhi dengan melakukan intervensi sedini mungkin yaitu di bidang PAUD dan pendidikan menengah,” terang Amich Alhumami, Ph.D. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas.
Lebih lanjut Amich mengatakan, fokus kebijakan pendidikan perlu diarahkan pada penguatan kualitas guru dan pengembangan teknologi serta inovasi untuk dapat menunjang tercapainya kualitas capaian literasi membaca dan numerasi yang lebih baik Irsyad Zamjani, M.Si., Ph.D. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek mengungkapkan berdasarkan hasil analisis data Asesmen Nasional terdapat peningkatan proporsi murid yang mencapai kemampuan minimum literasi dan numerasi dari tahun 2021-2023 pada semua jenjang pendidikan. Meski demikian Irsyad tak menampik terkait masih ditemukannya kesenjangan antar sekolah.
Irsyad menambahkan, sikap, pola pikir, dan kreativitas guru dalam mengajar sangat berpengaruh pada kualitas hasil belajar murid-muridnya. Selain itu, kualitas iklim pembelajaran sekolah juga berperan dalam menentukan kualitas hasil pembelajaran murid. “Tujuan dari pembelajaran adalah menghasilkan lulusan yang punya karakter dan kompetensi esensial sehingga bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat,” tegas Irsyad.
Dalam FGD yang didukung oleh Kemenag, Kemendikbudristek, dan INOVASI Program kemitraan pendidikan antara Australia – Indonesia, Mark Heyward, Direktur Program INOVASI mengungkapkan urgensi penyusunan peta jalan pendidikan Indonesia adalah menyelaraskan perencanaan pembangunan pendidikan yang disusun oleh semua pihak.
Penciptaan ekosistem pendidikan penting untuk dilakukan, khususnya dalam meningkatkan kemampuan literasi membaca dan numerasi serta mengembangkan karakter peserta didik.
Lebih lanjut, Mark berharap, semua pihak bahu-membahu mengembangkan keterampilan dasar (foundation skill) anak-anak sebagai modal mereka mengasah kemampuan dan keterampilannya di masa depan.
“Dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari pusat sampai daerah. It takes a village to raise a child. Seluruh elemen masyarakat harus berinteraksi secara positif agar anak-anak dapat hidup dan tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat,” imbuhnya.
FGD menghadirkan beberapa narasumber kunci yakni Prof. Dr. Akhmad Sukri, M.Pd., Guru Besar Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA); Dr. Meiliasari, S.Pd., M.Sc., Koordinator Program Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Jakarta (UNJ); Rani Wahyuni, S.T., M.T., M.Sc., Kabag Organisasi Setda Kab. Bima; dan Anisah, M.Pd., Ketua LPPM STKIP Taman Siswa Bima.
“Kurikulum dan guru menjadi kunci utama dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Ke depan, selain pengembangan kurikulum, perlu juga penguatan kapasitas dan kualitas guru, serta kolaborasi dan sinergi antarpihak,” ujar Didik Darmanto, Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas di akhir diskusi.(r/bul)