26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiBMKG: NTB Rangking 11 Nasional dalam Kebencanaan Hidrometeorologi

BMKG: NTB Rangking 11 Nasional dalam Kebencanaan Hidrometeorologi

Lombok (ekbisntb.com) – Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat berada di rangking 11 nasional dalam kebencanaan hidrometeorologi, berdasarkan catatan BMKG. Posisi tersebut menempatkan NTB sebagai satu dari wilayah dengan tingkat kejadian bencana hidrometeorologi yang cukup tinggi, terutama banjir dan longsor. Karena itu, edukasi publik dan penguatan literasi informasi cuaca menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat.

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus BMKG Pusat, Miming Saepudin, saat melaksanakan Mosaic atau Masyarakat Indonesia Siaga dan Adaptif Informasi Cuaca di Mataram menjelaskan, bahwa tingginya kasus kebencanaan hidrometeorologi di NTB menjadi salah satu alasan daerah ini masuk dalam lokasi prioritas program edukasi cuaca nasional.

- Iklan -

Miming menyampaikan bahwa dari catatan nasional, NTB berada pada rangking 11 dalam kebencanaan hidrometeorologi, terutama pada jenis bencana banjir dan longsor.

“Jenis bencana yang paling banyak adalah banjir dan longsor. Ini karakteristik yang normal karena kondisi cuaca ekstrem masih sering terjadi,” ucapnya.

Menurut Miming Saepudin, program Mosaic merupakan upaya memperluas edukasi, memperkuat literasi masyarakat, dan meningkatkan kesiapsiagaan publik dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.

“Tujuannya adalah menyebarkan edukasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Literasi cuaca sangat penting agar masyarakat lebih adaptif,” ujarnya.

Pada tahun 2025, lanjutnya, program Mosaic dilaksanakan di lima daerah prioritas, yaitu Riau, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, NTB, dan Jawa Tengah. Penetapan tersebut didasarkan pada tingkat kebencanaan yang tinggi dan banyaknya laporan kejadian bencana di wilayah-wilayah tersebut.

Miming menegaskan bahwa NTB dipilih sebagai lokasi prioritas karena tingkat kejadian bencana hidrometeorologi cukup signifikan.

“Ada skala prioritas dalam penentuan lokasi. NTB termasuk wilayah dengan laporan kebencanaan cukup banyak, sehingga literasi masyarakat menjadi sangat penting,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan Mosaic di NTB, BMKG menggelar dua agenda utama. Pertama, rapat koordinasi kesiapsiagaan bersama BPBD, TNI/Polri, dan BBWS terkait pengembangan informasi prakiraan berbasis dampak. Agenda kedua berupa edukasi dan literasi cuaca kepada komunitas masyarakat yang secara langsung bersentuhan dengan kebutuhan informasi cuaca di lapangan.

Untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi kebencanaan, BMKG telah mengembangkan kanal informasi BMKG melalui aplikasi yang tersedia di App Store dan Play Store. Aplikasi tersebut memuat berbagai fitur penting mulai dari notifikasi gempa dan tsunami hingga peringatan dini cuaca dan informasi radar yang dapat diakses setiap saat. “Semua informasi lengkap dan real time. Ini sangat penting untuk keselamatan masyarakat,” tegas Miming.

Ia juga menekankan bahwa mitigasi kebencanaan hidrometeorologi merupakan PR bersama pemerintah pusat dan daerah, serta membutuhkan kolaborasi lintas lembaga. BMKG menilai selama ini koordinasi dengan BPBD provinsi maupun kabupaten/kota telah berjalan dengan baik.

“Yang paling penting adalah meningkatkan kolaborasi. Tanpa itu akan sulit. Selama ini sudah berjalan baik, dan masukan dari berbagai stakeholder serta komunitas menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan,” demikian Miming. (bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut