spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisSusul Sertifikat Varietas Lombok KLU1, Petani Porang Temui Bupati

Susul Sertifikat Varietas Lombok KLU1, Petani Porang Temui Bupati

Lombok (ekbisntb.com) – Petani porang di Kabupaten Lombok Utara (KLU) meminta kepada Pemda untuk membantu mempercepat proses sertifikasi varietas Lombos KLU1. Usai diusulkan pada tahun 2024 lalu, progres sertifikasi ini belum berlanjut ke tahap selanjutnya.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua Koperasi Porang Berkah Gumi Lombok (BGL), Lombok Utara, Putra Anom, Jumat, 22 Agustus 2025. Pihaknya dalam waktu dekat, akan menemui Bupati KLU agar mengeluarkan instruksi kepada OPD terkait guna melanjutkan proses sertifikasi.

- Iklan -

“Dalam waktu dekat kami akan menghadap ke Bupati, mengingat tinggal satu upaya lagi Pemda KLU untuk menghadap ke Kementerian terkait Sertifikat Varietas Lombos KLU1,” ungkap Putra Anom.

Ia menyampaikan harapan besar, upaya sertifikasi tidak didiamkan begitu saja. Pasalnya, porang menjadi komoditas yang memiliki nilai tambah dan dampak inklusif bagi banyak petani yang terlibat.

“Varietas porang bersertifikat hanya ada satu di Indonesia, yaitu Lombos Madiun1. Kalau sertifikat Lombos KLU keluar, ini yang kedua di Indonesia,” tegasnya.

Putra menerangkan, Sertifikat nasional Lombos KLU1 memiliki dampak luas. Petani KLU bisa mengadakan bibit sendiri untuk kebutuhan lokal, bahkan melakukan jual beli bibit porang dengan petani di berbagai daerah di Indonesia.

Menjadi keuntungan tersendiri, kata dia, bibit porang Lombok Utara diserap oleh banyak petani luar daerah. Sebab secara budidaya, bibit porang yang bersertifikat yang boleh diperjualbelikan.

“Contoh kecil saja, Pemda Lotim akan menganggarkan bibit porang untuk petani Lotim. Artinya, pengadaan bibitnya otomatis akan melibatkan petani pemegang varietas bersertifikat.”

Putra Anom juga menegaskan, Koperasi porang BGL di Lombok Utara, dapat dikatakan memiliki power suplai untuk bahan baku pabrik yang ada di Lombok Timur. Di saat pabrik membutuhkan suplai 80 ton sehari untuk berproduksi, Petani KLU setidaknya bisa mengisi 115 ton/hari selama periode panen.

“Sebesar apapun pabrik di NTB bila tidak kolaborasi bersama BGL, kami yakin suplainya tersendat. Tahun kemarin saja, seluruh petani KLU menghasilkan produksi mencapai 115 ton sehari,” tegasnya.

Dasar itulah, pihaknya berharap Bupati Lombok Utara, dapat memberi perhatian kepada petani porang. Kendati komoditas ini tidak bisa langsung dikonsumsi, namun melalui proses industrialisasi, barang jadinya (tepung, beras) memiliki harga cukup tinggi.

“Pondasi yang kita lakukan sudah sangat positif. KLU juga sudah berproses untuk Lombos KLU1, hanya saja, pejabat yang dipercaya Bupati sepertinya belum menaruh minat pada potensi ekonomi porang,” tandasnya. (ari)

Artikel Yang Relevan

Iklan











Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut