EVENT MotoGP Mandalika selalu membawa harapan yang positif untuk perputaran uang dalam daerah. Sebab ratusan ribu penonton balap motor tersebut akan bertransaksi dan berbelanja untuk kebutuhan akomodasi, transportasi, makan minum hingga suvenir.
Namun yang perlu dikurangi yaitu capital outflow atau keluarnya dana atau modal dari dalam daerah atau dalam negeri baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sebab keluarnya dana dari NTB saat perhelatan event internasional, seperti MotoGP akan mengurangi perputaran uang dalam daerah.
Hal tersebut disampaikan anggota DPRD NTB H. Ruslan Turmuzi kepada Ekbis NTB akhir pekan kemarin. Ia mengatakan, untuk meningkatkan uang yang beredar dalam daerah, maka pemerintah dan penyelenggara harus mengurangi uang yang keluar daerah atau keluar negeri dengan cara lebih banyak melibatkan SDM dan sarana lokal.
“Yang menjadi persoalan hari ini adalah banyaknya uang yang beredar di MotoGP itu terjadi yang namanya capital outflow. Karena mereka kan mencari uang di MotoGP. Pemodalnya dari luar, sehingga uang itu tak diinvestasikan kembali di Lombok,” kata Ruslan Turmuzi.
Uang banyak yang keluar dari NTB lantaran pemilik moda transportasi, pemilik akomodasi atau pengusaha restoran dan suvenir banyak yang berasal dari luar daerah. Uang yang diperoleh saat event besar terkadang tak diinvestasikan kembali ke NTB.
Dengan demikian, dampak ekonomi yang diperoleh saat MotoGP terbatas pada transaksi UMKM di dalam dan di luar kawasan Mandalika, penyewaan akomodasi yang dimiliki oleh warga lokal, pajak hotel, restoran, pajak periklanan dan beberapa transaksi di sektor jasa lainnya yang angkanya relatif belum begitu besar.
“Tentu kita memberikan respons yang positif terhadap penyelenggaraan MotoGP di Lombok. Saat ini Lombok telah dikenal oleh lebih dari 1 miliar orang di dunia karena efek MotoGP. Namun saya rasa masih berbanding berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi dalam daerah,” ujar politisi PDIP ini.(ris)