Lombok (ekbisntb.com) – Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Porang Lombok Timur (Lotim) diklaim menjadi yang terbesar di Indonesia. Hal ini karena IKM yang berada di Pringgabaya ini memiliki kapasitas produksi 50-80 ton per hari.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) Muhammad Azlan menjawab media di kantornya, Rabu 21 Mei 2025. Azlan menyebut, bulan Mei ini IKM Porang yang dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut bisa mulai beroperasi.

Setelah beroperasi diyakinkan, pemerintah mencoba untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu. Setelah itu, hasil IKM Porang Lotim ke depan bisa menjadi salah satu daerah pengekspor hasil olahan porang di Indonesia.
Hasil IKM masih berupa tepung. Berapapun produksi, pasarnya di China siap menerima. Pasarnya sudah jelas karena pengelolaan IKM Porang kerja sama dengan pihak ketiga. “Itu unlimited, berapapun produksi siap diserap,” ucapnya.
Diakui, hasil produksi petani porang di Lotim belum bisa memenuhi kapasitas IKM Porang. Dicatat, luas lahan pertanian Porang dengan petani 267 orang sudah menanam di lahan seluas 228 hektare dan mampu memproduksi hanya 200 ton tahun 2025. Hasil produksi petani porang Lotim ini habis dalam dua hari. Ukuran 7 kilogram umbi porang diolah menjadi 1 kg tepung porang.
Menyadari kekurangan itu, Bupati Lotim susah melayangkan surat ke seluruh daerah di NTB. Bahkan surat permintaan bahan baku ini diminta Bupati ke pemerintah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur. “Sampai Flores juga kita minta,” ucapnya.
Budidaya tanaman Porang ini diakui butuh waktu cukup lama baru bisa panen. Kalau ummi bibit yang ditanam besar, maka bisa produksi setelah 6 bulan sampai 1 tahun. Kelebihannya tidak perlu tanam di atas lahan kosong. Tanaman ini cukup ditanam secara tumpang sari di perkebunan warga. Tidak perlu diberikan pupuk kimia.
Hadirnya IKM Porang ini diyakinkan bisa memberdayakan petani. Dimana harga Porang saat ini tembus Rp 8-10 ribu per kilogram.
Ditambahkan, pasar yang sudah jelas akan menerima hasil olahan IKM Porang ini adalah terdapat 35 unit IKM yang membuat es cream, mi, bakso dan kue kering lainnya yang semuanya berbahan baku tepung porang. Selama ini bahan baku didatangkan dari luar. Diyakini, hasil produksi IKM porang ini jauh lebih murah dan terjangkau oleh IKM.
Selanjutnya, pabrik Porang Lotim ini akan bisa untuk penyerapan tenaga kerja. Akan ada penurunan pengangguran. Tenaga kerja kasar dibutuhkan 65 orang dan dipastikan untuk tenaga lokal. ‘’Terkecuali tenaga teknis mungkin dari luar,’’ tambahnya.
IKM Porang Lotim ini juga akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Lotim. Melalui IKM Porang bisa mewujudkan visi SMART Bupati dan Wakil Bupati Lotim yang siap mensejahterakan masyakarat. Minimal bisa dapat kalau produksi penuh selama enam bulan Rp 400-500 juta tahun 2025 ini.
Hitungan dengan pihak ketiga, bagi hasil yang akan diterima Pemkab Lotim sebagai buah kerja sama pengoperasian. Telah disepakati pihak ketiga memberikan Rp 2.000 per kilogram hasil penjualan tepung. Semakin besar produksi maka makin besar didapat bagi hasil sebagai PAD. (rus)