Lombok (ekbisntb.com) – Menteri Pertanian, Dr.Andi Amran Sulaiman menginginkan wilayah Pulau Sumbawa menjadi sentra industri hilir jagung dan sapi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan dari wilayah tersebut. Harapan ini disampaikan Amran, setelah melihat data Pulau Sumbawa merupakan daerah penghasil jagung dan sapi terbesar di NTB.
Pernyataan itu dia sampaikan saat melakukan panen raya jagung di Samota, Kabupaten Sumbawa, Senin 21 April 2025. ‘’Jika lompatan ini bisa kita lakukan, maka kita bisa bayangkan lompatan harga hasil produksi bisa 10 kali lipat jika sudah dalam bentuk jadi,’’ ujar Menteri Amran.

Pulau Sumbawa merupakan daerah penghasil jagung dan sapi terbesar di NTB. Pada 2024, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen sebanyak 1,21 juta ton. Adapun total populasi sapi mencapai 811.886 ekor yang di antaranya 411.424 ekor berada di Pulau Sumbawa.
Menteri Amran optimistis di bawah kepemimpinan Gubernur NTB, Dr.H.Lalu Muhamad Iqbal target besar itu bisa dilakukan dan diwujudkan segera melalui kerja keras dan kolaborasi antar pemerintah di NTB. ‘’Saya optimistis Nusa Tenggara Barat dapat melakukan lompatan luar biasa di bawah kepemimpinan Gubernur yang baru. Gubernur dan bupati juga harus menyatu pasti bisa,’’ kata Amran.
Per Maret 2025, realisasi luas tanam jagung mencapai 79.105 hektare dengan angka produksi sebanyak 574.302 ton.
Harga jagung di lapangan saat ini hanya Rp3.700 per kilogram, padahal harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.500 kilogram. Sedangkan, harga gabah di lapangan sebesar Rp5.900 per kilogram terpaut cukup jauh dengan harga gabah pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram.
Menteri Amran meminta Perum Bulog untuk menyerap hasil panen sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah. Dia juga meminta pemerintah daerah untuk dapat menyiapkan gudang penyimpanan hasil panen petani.
‘’Saya minta Bupati siapkan gudang nanti negara yang bayar sewanya. Bulog, Babinsa, dan PPL (petugas penyuluh lapangan) juga saya minta awasi harga pembelian di tingkat petani. Mulai hari ini tidak ada lagi pembelian hasil panen petani yang tidak sesuai standar harga yang telah ditetapkan pemerintah,’’ tegasnya.
Dikonfirmasi wartawan terkait anjloknya harga jagung saat ini. Andi Amran Sulaiman, memastikan akan terus mendorong industrialisasi terhadap hasil pertanian untuk menekan anjloknya harga saat panen raya tiba khususnya tanaman jagung. ‘’Jadi, anjloknya harga jagung sekarang tidak seperti tahun sebelumnya. Tetapi kami akan tetap berusaha memperbaikinya karena tidak mungkin bisa dilakukan secara sempurna,’’ terangnya.
Dikatakan Amran, pola industrialiasasi produk pertanian yang dilakukan nantinya harus mendekati lahan-lahan jagung yang ada di masing-masing daerah. Sehingga hasilnya bisa digunakan untuk pakan ternak dan minyak jagung yang bersumber dari bahan baku jagung.
‘’Ini yang namanya hilirisasi, dan kita tetap akan terus mendorong hal itu. Sehingga harga jagung itu bisa lebih stabil,’’ katanya.
Amran juga berharap agar Sumbawa bisa menjadi lumbung pangan khususnya jagung dan padi melalui pola hilirisasi. Sehingga nilai jualnya bisa terus bertambah dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Akses transportasi yang jauh, misalnya jagung dari Kabupaten Sumbawa harus dibawa ke luar pulau akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Karena hal itu berkaitan dengan biaya transportasi ke lokasi pabrik dan biaya tambahan lainnya. ‘’Memang ini (industrialisasi) yang akan terus kita dorong supaya harga yang berlaku di pasaran bisa lebih stabil,’’ujarnya.
Ia menambahkan, program hilirisasi produk pertanian menjadi atensi pemerintah karena ketersediaan bahan baku sudah sangat mencukupi baik itu jagung maupun padi. Hal tersebut menjadi harapan sehingga akan meningkatkan daya beli dan bisa mensejahterakan masyarakat khususnya petani.
‘’Kita harus bekerja secara maksimal, jika hari ini kita hanya bekerja selama 8 jam maka harus kita tingkatkan menjadi 20 jam. Jika pola kerja bisa dilakukan secara optimal maka hasil yang didapatkan juga akan maksimal,’’ tukasnya. (ils/r)