Lombok (ekbisntb.com) –


Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin, secara resmi melantik dan mengukuhkan kepengurusan baru Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lotim untuk periode 2025–2030.
Pelantikan yang berlangsung khidmat di Pendopo Bupati, Jumat 19 September 2025 menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran Dekranasda sebagai penggerak industri kerajinan daerah.
Dalam sambutannya selaku Penasihat Dekranasda, Bupati Haerul Warisin menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dedikasi pengurus lama selama lima tahun terakhir.
Kepada pengurus baru, ia berharap dapat melanjutkan dan memajukan Dekranasda, khususnya dalam pembinaan dan pengembangan para perajin.
“Pembinaan dan pengembangan kerajinan merupakan tanggung jawab semua pihak. Dekranasda bertugas membina untuk mengembangkan dan memajukan. Kita mendorong dari belakang, sehingga terwujud kolaborasi yang baik. Harus dibawa ke arah yang lebih maju,” pesan Bupati.
Bupati mengakui bahwa Lotim memiliki kekayaan kerajinan yang melimpah, seperti kerajinan bambu di Loyok, gerabah di Penakak-Masbagik, dan tenun ikat di Pringgasela, yang turut menggerakkan perekonomian daerah.
Meski sempat terpuruk akibat gempa dan pandemi Covid-19, ia yakin Dekranasda dapat membawa dampak positif untuk pemulihan dan kemajuan sektor ini.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Bupati mengumumkan kebijakan baru yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemkab Lotim untuk mengenakan pakaian berbahan tenun khas daerah setiap hari Kamis.
“Siapa lagi yang harus menggunakan dan memberdayakan (tenun) hasil pengrajin kita kalau bukan kita lebih dulu? Kita harus menjadi suri tauladan, jadi contoh supaya masyarakat nantinya dapat mengikuti. Ini adalah bentuk kepedulian kita untuk kemajuan mereka,” ajak Haerul Warisin.
Kebijakan ini diharapkan dapat langsung memberdayakan para perajin tenun dengan meningkatkan permintaan dan menciptakan pasar yang stabil.
Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Sinta Muhamad Iqbal, yang hadir dalam acara tersebut, menyampaikan selamat dan kebanggaannya atas perhatian lebih yang diberikan Pemkab Lotim kepada Dekranasda.
Ia mendorong pengurus baru untuk turun langsung ke masyarakat guna memahami berbagai persoalan yang dihadapi perajin.Sinta mengungkapkan salah satu tantangan besar adalah berkurangnya minat generasi muda menjadi penenun, yang disebabkan oleh banyak perajin yang beralih ke program Dapur Masak Berbasis Gas (MBG).
“Mereka hanya menenun di sela waktu. Ini indikasi awal, jika dibiarkan industri kerajinan ini akan terseok-seok,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya Indikasi Geografis (IG) sebagai bentuk pengakuan tertinggi yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dan memudahkan ekspor. Dari 60 kerajinan di NTB yang diajukan, baru gerabah Lombok Barat dan tenun Dompu yang berhasil memperoleh IG.
“Saya masih memelajari mengapa kerajinan di Lombok Timur belum lolos. Mari kita kerja bareng lagi, PR kita masih banyak. Kami di provinsi siap bekerja sama,” tutup Sinta.
Acara pengukuhan tersebut dimeriahkan dengan fashion show tenun dan pengenalan corak khas Lombok Timur, menunjukkan kekayaan budaya yang siap untuk diberdayakan dan ditingkatkan daya saingnya secara SMART. (rus)