spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisDengan Modal Awal Rp100 Ribu, Sambal Bawang Mardawati Kini Merambah Pasar Berbagai...

Dengan Modal Awal Rp100 Ribu, Sambal Bawang Mardawati Kini Merambah Pasar Berbagai Benua

Lombok (ekbisntb.com) – Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, dikenal sebagai salah satu pusat kreativitas UMKM di Indonesia. Salah satu produk unggulan yang berhasil menarik perhatian pasar internasional adalah sambal bawang buatan Mardawati, seorang pengusaha lokal yang kini sukses menembus pasar Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Perjalanan bisnisnya yang dimulai dengan modal minim kini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kecil lainnya.

Mardawati, yang akrab disebut sebagai pengusaha sambal bawang girang, memulai bisnis ini dengan langkah sederhana.

- Iklan -

“Dulu saya berpikir ke Mekkah untuk bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), tapi karena pandemi COVID-19, saya mencoba memulai usaha dari rumah,” tutur Mardawatim, Rabu, 20 November 2024.

Keterbatasan ekonomi saat itu mendorongnya untuk memanfaatkan modal kecil sebesar Rp100.000 guna membeli bahan-bahan awal untuk membuat keripik dan sambal bawang. Berbekal keterampilan memasak dan dukungan keluarga, Mardawati mencoba peruntungannya dengan membuat produk sambal bawang yang diunggah ke media sosial.

“Awalnya saya hanya coba-coba, tapi ternyata banyak yang suka,” ungkapnya.
Salah satu kerabat yang melihat unggahannya di media sosial meminta untuk mencicipi sambal tersebut. Mardawati mengirimkan produknya secara Cash On Delivery (COD), dan feedback positif mulai berdatangan. Dari sinilah ia menyadari bahwa sambal bawangnya memiliki potensi pasar yang luas.

Kesuksesan Mardawati tidak lepas dari penggunaan media sosial sebagai alat promosi utama. Ia rajin membagikan konten tentang produknya di berbagai platform, memanfaatkan kekuatan media digital untuk menjangkau konsumen lebih luas. Melalui pendekatan ini, sambal bawang produksinya tidak hanya dikenal di Lombok, tetapi juga merambah pasar di kota-kota besar di Indonesia seperti Yogyakarta, Malang, Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

“Setiap ada pertemuan alumni atau kegiatan lain, saya selalu hadir dan membawa sampel sambal bawang, promosi langsung dan jaringan sosial untuk meningkatkan penjualan,” tambah Mardawati, Yang membedakan usaha Mardawati dengan UMKM lainnya adalah kemampuannya untuk menembus pasar luar negeri. Sambal bawangnya kini rutin dikirim ke negara-negara seperti Qatar, Yaman, Mesir, Korea, Taiwan, dan Hong Kong. Bahkan, pasar Eropa pun telah terbuka berkat kapal pesiar yang membawa produk tersebut ke pelanggan di benua itu.

“Biasanya, paket dikirim dulu ke Jakarta, kemudian diteruskan ke negara tujuan,” jelas Mardawati mengenai proses pengiriman ke luar negeri.

Dengan kualitas dan cita rasa khas, sambal bawang buatan UMKM Batujai ini berhasil memikat selera konsumen internasional, menjadikannya salah satu produk lokal unggulan yang mendunia.

Dalam seminggu, Mardawati bisa menghabiskan bahan baku hingga satu kwintal, dengan modal produksi mencapai Rp 4.000.000. Skala produksi ini melibatkan tiga orang karyawan dari warga sekitar, yang membantu proses pembuatan sambal bawang mulai dari persiapan bahan, pengolahan, hingga pengemasan.

“Alhamdulillah, dengan usaha ini saya bisa memberdayakan warga sekitar rumah,” ungkap Mardawati dengan senyum bangga.

Keberhasilan bisnis sambalnya juga berperan dalam meningkatkan perekonomian komunitas setempat, menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan menginspirasi banyak orang untuk memulai usaha serupa.

Meski telah mencapai keberhasilan yang signifikan, Mardawati mengakui bahwa perjalanan usahanya tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah menjaga konsistensi kualitas produk dan menghadapi persaingan pasar. Selain itu, proses ekspor yang memerlukan regulasi ketat juga menjadi tantangan tersendiri.

Namun, semangat Mardawati untuk terus berkembang tak pernah padam. Ia berharap kedepannya dapat memperluas produksi dan menambah varian produk sambal untuk memenuhi selera konsumen global.

“Saya ingin produk ini semakin dikenal dan terus bisa membantu perekonomian warga sekitar,” katanya penuh harap.

Kisah Mardawati memberikan pelajaran penting bagi para pelaku UMKM lain. Modal kecil bukanlah halangan untuk memulai bisnis. Dengan inovasi, ketekunan, dan keberanian untuk mencoba hal baru, peluang untuk berkembang akan selalu ada. Selain itu, memanfaatkan teknologi digital sebagai alat pemasaran dan jaringan distribusi sangat penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Bagi Mardawati, kunci keberhasilannya terletak pada keberanian untuk memulai dan menjaga komitmen terhadap kualitas produk.

“Saya percaya, kalau kita terus berusaha dan belajar, hasilnya tidak akan mengkhianati usaha,” tutupnya dengan penuh keyakinan.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut