spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnis12 Ekor Sapi Dilaporkan Mati, Ratusan Kelelahan Akibat Antrean Panjang di Gili...

12 Ekor Sapi Dilaporkan Mati, Ratusan Kelelahan Akibat Antrean Panjang di Gili Mas

Lombok (ekbisntb.com) – Sebanyak 12 ekor sapi dilaporkan mati akibat kelelahan di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, sejak antrean panjang truk pengangkut sapi dari Bima dan Dompu menumpuk tanpa kejelasan jadwal keberangkatan kapal. Ratusan sapi lainnya kini dalam kondisi melemah, membuat para petani dan penggembala dilanda kecemasan mendalam.

Di tengah terik siang yang membakar dan angin malam yang menggigit, para petani dari pelosok NTB tidur beralaskan tikar seadanya di pelabuhan, menjaga hewan-hewan ternak yang mereka rawat berbulan-bulan demi penghidupan keluarga.

- Iklan -

“Sapi-sapi ini bukan sekadar hewan bagi kami, ini harapan hidup. Kami rawat dengan susah payah, kadang lebih pentingkan beli pakan daripada makan sendiri. Sekarang, semua seperti sia-sia,” ujar Muziburrahman, Ketua Gapehani Kabupaten Bima, Minggu, 20 April 2025.

Antrean truk pengangkut sapi terus bertambah di Pelabuhan Gili Mas. Setidaknya lebih dari 200 truk kini tertahan, menanti kapal pengangkut yang hanya tersedia satu unit besar dengan kapasitas sekitar 50 truk dan jeda waktu keberangkatan hingga tiga hari sekali. Kapal kecil berkapasitas 17 truk pun tidak cukup untuk mengurai antrean panjang yang terus bertambah setiap jam.

“Kami tidak minta uang, kami hanya minta kapal. Kami mohon kepada pemerintah, khususnya Pak Gubernur, tolong bantu. Ini Iduladha tinggal hitungan minggu, ini waktu paling krusial,” kata Furkan Sangiang, Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia.

Kondisi yang memilukan ini bukan hanya menyisakan luka bagi petani, tetapi juga mengancam keberlangsungan ekonomi peternakan rakyat di NTB. Sapi-sapi tersebut ditujukan untuk kebutuhan kurban di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya. Jika gagal berangkat, bukan hanya kerugian ratusan juta yang dialami petani, tetapi juga duka yang mendalam karena kehilangan harapan.

“Bayangkan, banyak dari kami punya cicilan bank. Sapi-sapi inilah harapan untuk bayar utang, belikan beras, seragam sekolah anak-anak. Sekarang kami hanya bisa menatap sapi-sapi yang lemas, dan sebagian sudah mati,” ujar Muziburrahman dengan suara bergetar.

Koordinator Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia, Furkan Sangiang, mengungkapkan tetiap tahun, NTB menjadi salah satu penyokong utama kebutuhan sapi kurban nasional. Namun, ironi terjadi hampir setiap musim Iduladha antrean panjang, keterbatasan kapal, dan minimnya perhatian terhadap sistem logistik ternak.

“Kalau ini terus dibiarkan, tahun depan mungkin tak ada lagi petani sapi di Bima dan Dompu. Ini bukan soal bisnis, ini soal hidup atau mati petani kecil,” tegas Furkan.

Kini, di Pelabuhan Gili Mas, para petani hanya bisa berharapagar kapal datang tepat waktu, agar sapi-sapi mereka bisa bertahan satu malam lagi, dan agar keluarga mereka tidak harus menanggung duka lebih dalam dari sekadar kerugian.

Mereka pun mengajak semua pihak, terutama pemerintah daerah dan pusat, untuk membuka mata dan hati. Karena di balik setiap ekor sapi, ada cerita panjang tentang perjuangan, pengorbanan, dan harapan yang tak boleh mati sia-sia.

Peternak juga mengharapkan, Gubernur NTB, Lalu. Muhamad Iqbal juga memberikan perhatian khusus. Mengupayakan untuk penambahan kapal pengangkut agar terurai antrean truk-truk di Pelabuhan Gili Mas.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Muhammad Riadi, menyatakan pihaknya menghentikan sementara penerbitan rekomendasi pengiriman ternak. Hal ini dilakukan untuk mengurai kepadatan truk dan menghindari penumpukan lebih lanjut di pelabuhan.

“Sudah ada kesepakatan, maksimal pengangkutan 55 truk tronton, tapi kenyataannya semua bergerak tanpa kendali. Makanya saya stop dulu sampai 8.000 ekor sapi ini terkirim,” ujar Riadi.

Riadi juga menyoroti ketidakdisiplinan pengiriman dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, seharusnya jumlah truk dari Bima dibatasi hanya 40 unit, ditambah 15 unit dari Dompu dan Sumbawa, dengan jadwal pengiriman yang diatur tiap dua hari sesuai jadwal kapal.

Untuk meringankan kondisi sapi selama antrean, bantuan tangki air telah didistribusikan oleh BPBD NTB sejak kemarin. Selain itu, sapi-sapi juga mendapat suntikan vitamin untuk menjaga kondisi fisik mereka selama menunggu keberangkatan.

“Ini juga sesuai dengan penugasan dari Pak Gubernur (Lalu Iqbal),” demikian Riadi.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan










Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut