Muhammad Suhaelan, siswa kelas III di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Marraqitta’limat Desa Tembeng Putik Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tetap semangat sekolah meski di tengah keterbatasan. Penyakit polio yang dideritanya membuat ia tak bisa berjalan seperti anak seusianya.
MENJAWAB Ekbis NTB saat ditemui di kediamannya, Kamis 17 Oktober 2024, Suhaelan mengatakan kaki-kakinya terasa berat. Meski begitu, ia mengaku tidak ada yang sakit.
Dari sekolah ke rumahnya jaraknya lebih dari 1 km. Keterbatasan fisik yang tidak normal tidak membuatnya patah semangat untuk tetap belajar. Ia selalu sambut hari-harinya dengan senyum. Setiap pagi hari selalu saja ada yang baik hati mengantarnya ke sekolah. Namun, terkadang karena jarak yang cukup jauh, acap kali ia terpaksa tak bisa berangkat, karena tidak ada yang antar.
Kondisi Suhaelan ini membuat LP2M Mitra Sehati turun tangan menyalurkan bantuan. Suhaelan dihadiahi sepeda listrik dengan tujuan bisa digunakan setiap hari ini pergi sekolah.
Ketua LP2M Mitra Sehati, Syamsuri menjelaskan setelah Suhaelan diberikan sepeda listrik tiap hari ia bisa bersekolah. Tidak pernah lagi alfa.
Kondisi fisik Suhaelan dan ekonomi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan membuat LP2M Mitra Sehati ini tersentuh. Selain telah diberikan sepeda listrik, Suhaelan dan keluarga akan dibangunkan kamar mandi dengan water closet duduk. Terlihat, kondisi rumah sederhana tempat tinggalnya bersama ibu dan ayah sambungnya butuh perhatian.
Suhaelan juga setiap hari membantu orang tuanya jualan untuk membantu perekonomian keluarga. Suhaelan kemudian dijanjikan modal usaha untuk mengembangkan usaha jualan jajanan serabi dan jajanan kecil lainnya.
Ibu kandung Suhaelan, Jawahir menuturkan sebenarnya anaknya lahir normal pada bulan September 2009 silam. Akan tetapi, setelah usia dua tahun kondisi fisiknya tiba-tiba berubah dan diduga terkena polio.
Keterbatasan ekonomi keluarga membuat ia tak bisa membawa Suhaelan berobat. Jawahir hanya bisa pasrah dengan kondisi fisik anaknya. Ia sendiri kerap sakit-sakitan. Ayah kandung Suhaelan sudah lama meninggal. Ia kini tinggal bersama ayah sambung Suhaelan yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek di Pasar Aikmel.
Sementara itu, di MTs Marraqitta’limat, Suhaelan dikenal sebagai anak yang berprestasi. Pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kecamatan beberapa waktu lalu, Suhaelan tampil sebagai salah satu perwakilan sekolah.
Wakil Kepala MTs Bidang Kesiswaan, Asnan menuturkan siswa didiknya termasuk anak yang cukup membanggakan. Suhaelan memiliki suara cukup merdu. “Dia ini seorang qori,” tuturnya.
Suhaelan menjadi satu-satunya anak berkebutuhan khusus di Mts Marraqitta’limat Tembeng Putik. Selama dua tahun ini dipastikan tidak pernah mendengar temannya melakukan perundungan. Sebelum dapat bantuan sepeda motor listrik, tidak jarang para pendidik yang mengantar Suhaelan pulang.
Perkembangan fisik Suhaelan katanya terus dipantau pihak sekolah. Dia menduga karena asupan gizi yang kurang membuat pertumbuhan kesehatan anak didiknya tersebut dilihat kurang baik. “Kayaknya karena asupan gizi kurang,” ungkapnya.
Pihak sekolah ini mengaku saat ini belum mengarah kepada sekolah inklusi. Pasalnya, anak yang berkebutuhan khusus tidak disiapkan fasilitas khusus juga. Seperti tempat kamar mandi yang tidak berperspektif inklusi, sehingga Suhaelan masih cukup kesulitan ketika hendak ke kamar mandi. “Kita belum memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi itu,” demikian jawabnya. (rus)