SEKTOR pertanian menjadi salah satu fokus perhatian dari salah satu Calon Bupati Lombok Timur (Lotim) H. Haerul Warisin. Hal yang mendasar dalam mengatasi masalah pertanian ini adalah persoalan pupuk yang kerap dikeluhkan para petani. Pupuk bersubsidi saat ini begitu susah diperoleh petani dan kerap dianggap langka dan mahal.
Meski demikian, H. Iron, sapaan akrab Calon Bupati Lotim 2024-2029 ini siap memberikan kemudahan dan kepastian petani mengakses pupuk subsidi. Menurutnya, ketika nantinya terpilih menjadi bupati, sektor pertanian ini menjadi salah satu fokus utama yang jadi perhatiannya. Apalagi sektor pertanian merupakan penyumbang tertinggi dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai gambaran kondisi ekonomi di daerah. Karenanya, para petani yang menjadi tonggak utama kemajuan pertanian harus memperhatikan sarana produksinya, terutama masalah ketersediaan pupuk bersubsidi.
Diakui, saat ini ia merupakan distributor pupuk. Menjadi distributor tidak bisa menambah kuota pupuk bersubsidi. Akan tetapi, beda nantinya ketika sebagai pemegang kekuasaan di daerah diyakini akan bisa melobi pusat agar bisa menambah jatah pupuk untuk petani di Lotim.
Dalam pendistribusian pupuk subsidi sebagai pupuk dalam pengawasan, H. Iron mengatakan akan mulai dari perbaikan data petani yang tercantum dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), karena menggunakan sistem secara elektronik atau e-RDKK.
Tidak sedikit warga Lotim tidak dapat kuota pupuk subsidi, karena alasan pemilik lahan yang tidak berdomisili di Lotim. Padahal sudah jelas ada penggarap dari lahan tersebut yang bisa diberikan pupuk. “Ada yang pemiliknya di Mataram, lahannya digarap orang lain tapi tidak dapat pupuk,” ungkapnya.
Jumlah jatah yang diberikan masing-masing petani juga saat ini dianggap kurang tepat. Hal ini karena persoalan eRDKK tersebut yang belum beres.
Selanjutnya, berdasarkan aturan saat ini hanya 9 komoditi yang boleh diberikan pupuk bersubsidi. Yakni, padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao. Tebu rakyat, kopi dan kakau ini diketahui bukan merupakan komoditas lokal Lotim. Lotim memiliki nanas dan tembakau.
Aturan ini katanya bisa diusulkan perubahannya ke kementerian pertanian dengan pertimbangan berikan komoditi lokal. Petani di Lotim ini memiliki komoditas unggulan yang bisa dikembangkan. Komoditi andalan inilah sejatinya yang bisa diberikan pupuk subsidi tersebut. (rus)