Lombok (ekbisntb.com) — Keresahan tengah mengemuka di kalangan pengusaha transportasi lokal Nusa Tenggara Barat (NTB) menjelang pelaksanaan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) ke-VIII. Mereka merasa dikesampingkan dalam pengadaan armada untuk melayani mobilitas kontingen yang mencapai belasan ribu orang. Ancaman aksi mogok massal di Kantor Gubernur NTB pun mulai digaungkan.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Lombok Tengah, H. Lalu. Basir menyuarakan kekecewaan mendalam para pengusaha transportasi lokal terhadap keputusan panitia yang disebut membatalkan penggunaan armada lokal dan menggantikannya dengan transportasi dari luar daerah. Padahal, sebelumnya telah dilakukan pendataan kendaraan melalui format resmi dari panitia Fornas di daerah.

“Hari ini saja sudah ada lima perusahaan transportasi yang berkumpul membahas hal ini. Kami sudah melakukan pendataan lebih dari 100 armada berdasarkan petunjuk dari panitia daerah. Kendaraan sudah sesuai standar dan siap digunakan,” tegas H. Basir, Kamis 17 Juli 2025.
Pengusaha transportasi lokal mempertanyakan urgensi penggunaan kendaraan dari luar NTB dalam Fornas yang akan diselenggarakan 26 Juli hingga 1 Agustus 2025.
“Apa urgensinya mendatangkan dari luar? Kami punya armada yang cukup, kendaraan masih baru-baru, dan sudah berpengalaman layani event nasional seperti MotoGP,” sambungnya.
Lebih lanjut, H. Basir menyebut ada kesan pengabaian terhadap komitmen awal. Bila tuntutan ini tak direspon, pihaknya mengancam akan melakukan aksi sweeping dan mendatangi Kantor Gubernur NTB bersama seluruh armada, bahkan melibatkan keluarga besar mereka.
“Kami akan datang ke Kantor Gubernur, bawa kendaraan, anak istri, dan parkirkan armada di sana sebagai bentuk protes. Jangan kami dibohongi. Ini acara nasional, tidak mungkin tanpa transportasi. Kalau bukan kami, siapa yang akan layani?” pungkasnya.
Nada keberatan serupa juga disampaikan Ketua DPD Organda NTB, Junaidi Kasum. Ia mengungkapkan, pihaknya sudah sejak awal bersikap proaktif menindaklanjuti kebutuhan transportasi Fornas. Bahkan sempat diminta menyiapkan 100 unit kendaraan jenis Avanza.
“Kami pernah diundang rapat. Panitia minta 100 unit, dan kami akomodir. Data dan armada sudah siap, tinggal menunggu eksekusi,” kata Junaidi.
Namun, tanpa kejelasan, panitia menyampaikan pembatalan sepihak karena kebutuhan transportasi disebut sudah di-cover oleh pihak dari Jakarta.
“Ini mengecewakan. Apalagi kita bicara soal 18 ribu kontingen yang akan hadir. Transportasi harus jadi prioritas. Jangan sampai terulang seperti di PON, satu kendaraan layani banyak kontingen, akhirnya terjadi insiden. Di NTB, itu tidak boleh terjadi,” ujarnya.
Junaidi menegaskan bahwa mendatangkan kendaraan dari luar bukan persoalan utama, namun yang menjadi titik keberatan adalah pengabaian terhadap pengusaha lokal yang telah siap sejak awal.
“Kalau pun mau datangkan dari luar, pastikan dulu bahwa pengusaha lokal sudah terakomodasi. Kita punya ribuan armada. Sudah siap dan pengalaman penanganan event besar di NTB seperti MotoGP sudah dilakukan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa gelombang protes semakin membesar. Banyak pelaku transportasi di berbagai kabupaten/kota mulai menyuarakan kekecewaan dan mengancam aksi terbuka.
Sebagai penutup, Junaidi menyampaikan harapan langsung kepada Gubernur NTB, Dr. H. Lalu. Moh. Iqbal agar segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
“Kami mohon Pak Gubernur memberikan perhatian. Jangan sampai Fornas yang seharusnya menjadi kebanggaan justru memunculkan gejolak di daerah sendiri. Libatkan pengusaha lokal. Ini rumah kita, jangan sampai kita hanya jadi penonton,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua KORMI NTB, Nauvar Furqany Farinduan, menyampaikan, seluruh aspek persiapan Fornas saat ini memiliki urgensi tinggi, baik dalam hal kesiapan fisik venue maupun manajemen sumber daya manusia.
“Semua sektor kami maksimalkan. Venue penting, SDM penyelenggara juga tak kalah penting, begitu juga kesiapan dalam menyambut kedatangan peserta dari seluruh Indonesia,” jelasnya.
Soal transportasi, pihaknya juga membuka ruang bagi pelaku usaha lokal untuk turut berpartisipasi. “Deputi 4 yang membidangi transportasi sudah menyampaikan, jika ada pelaku usaha yang ingin terlibat, silakan langsung datang ke Sekretariat FORNAS untuk didata dan diverifikasi,” tegas Nauvar. Ia berharap seluruh pihak dapat mendukung penuh kesuksesan FORNAS VIII di NTB.(bul)