Mataram (EkbisNTB.com) – Tingginya aktifitas pendakian di Gunung Rinjani, justru menimbulkan persoalan. Rendahnya kesadaran wisatawan menjaga lingkungan memicu tumpukan sampah. Tercatat sampah di gunung ketiga tertinggi di Indonesia, mencapai sebelas ton dalam setahun.
Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, Julmansyah, S.Hut., MAP mengatakan, banyaknya sampah yang dihasilkan di Gunung Rinjani menjadi bahan evaluasi. Artinya, program “Bawa Turun Sampah” belum sepenuhnya diterapkan oleh pendaki.

Catatannya bahwa produksi sampah dari Gunung Rinjani mencapai sebelas ton dalam setahun. “Kita akan melakukan perbaikan program,” kata Julmansyah dikonfirmasi pada, Rabu 17 April 2024.
Julmansyah berencana akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di wilayah Sembalun dan mengaktivasi kembali TPS3R yang ada di Kabupaten Lombok Timur.
Menurutnya, TPST sangat dibutuhkan di Lombok Timur. Dengan wilayah yang sangat luas dinilai tidak bisa mengandalkan satu TPST saja.
Menurutnya, TPST Ijo Balit, Kecamatan Labuhan Haji, tidak bisa menampung seluruh sampah yang dihasilkan oleh penduduk Lombok Timur. Kondisi diperparah dengan sarana prasarana seperti armada yang sangat terbatas.
“Sebenarnya Lombok Timur itu idealnya tiga TPA, kalau satu TPA itu kan tidak cukup mengcover satu wilayah karena luasnya,” katanya.
Oleh karena itu, ia berharap Pemkab Lombok Timur sebagai pemerintah daerah lebih pro aktif terkait dengan rencana pembangunan TPST tersebut. Demikian pula, dengan rencana pembangunan TPST baru di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Sebagai destinasi prioritas, pembangunan TPST di kawasan TNGR dinilai menjadi alternatif terbaik dalam menangani permasalahan sampah yang ada di kawasan ini.
“Sehingga memang kita pikir Sembalun ini harus memiliki wise manajemennya tersendiri sebagai destinasi prioritas sebelum jauh lebih parah dari lokasi yang lain,” demikian kata dia.(era)