26.5 C
Mataram
BerandaBisnisHadiri Peresmian Pabrik Porang Lotim - Petani KLU Temu Bisnis, Jadi Andalan...

Hadiri Peresmian Pabrik Porang Lotim – Petani KLU Temu Bisnis, Jadi Andalan Pasok Suplai Bahan Baku

Lombok (ekbisntb.com) – Petani porang yang tergabung dalam Koperasi Berkah Gumi Lombok (BGL) menjalin kemitraan jangka panjang dengan pabrik, PT Sanindo Pangan Rinjani (SPR). Bahkan, di sela-sela menghadiri peresmian beroperasinya pabrik porang, di Lotim, Kamis 14 Agustus 2025, petani Porang KLU langsung menggelar pertemuan bisnis dengan PT. SPR.

Pengurus Koperasi BGL, Puguh Dwi Friawan, mengakui temu bisnis Koperasi BGL dengan manajemen PT. SPR dipimpin langsung pendamping program Desa Sejahtera Astra, Prof. Ir. Suwardji, M.App.Sc., Ph.D. Beroperasinya pabrik porang secara resmi, menandai perjalanan baru bagi keberlangsungan petani. Pasar porang yang di selama ini menjadi kendala, terurai menjadi solusi jangka panjang.

- Iklan -

“Alhamdulillah, setelah menghadiri peresmian pabrik, kami pengurus dan anggota Koperasi Porang melakukan pertemuan bisnis. Hasilnya, terjalin kesepakatan bahwa petani porang KLU menjadi andalan untuk memasok bahan baku,” ungkap Iwan.

Ia menyebut, kesepakatan dengan pabrik berlaku untuk jangka panjang, selama kedua pihak tidak saling merugikan. PT. SPR akan menerima bahan baku porang gelondongan hasil panen petani KLU mulai tahun 2026 mendatang.

Pada komitmen suplai tersebut, Iwan menyatakan tidak ada batasan volume produksi. Sebanyak produksi petani, seluruhnya akan diserap oleh perusahaan. “Petani KLU diminta untuk support. Tidak ada batasan, sebanyak-banyaknya hasil produksi akan dibeli,” tegasnya.

Menurut dia, hadirnya pabrik dan terjalinnya kemitraan baru dengan SPR menjadi pintu keluar dan masuk bagi masa depan petani porang di KLU. Dengan jaminan ini, pihaknya tidak ragu untuk mengajak petani menambah areal tanam. Selain itu, petani yang menjadi pengurus dan anggota BGL juga diimbau untuk mengajak lebih banyak petani lain untuk bergabung budidaya porang.

“Mulai bulan Februari tahun depan kita sudah panen. Harga yang disepakati adalah harga pasar, kisaran Rp 8-12 ribu per kg,” sambungnya.

Dengan kondisi petani porang yang semakin positif, pihaknya berharap Pemda Lombok Utara, mulai melirik keberadaan petani porang. Setidaknya, petani mulai dibantu dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Mengingat area tanam petani dominan berada di lingkar hutan.

“Tentu kendala pasti ada, dan itu petani sendiri yang langsung merasakan hambatan selama budidaya,” tandasnya. (ari)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut