spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiBertani di Tengah Anomali Cuaca, Petani Lotim Diimbau Ikuti Program AUTP

Bertani di Tengah Anomali Cuaca, Petani Lotim Diimbau Ikuti Program AUTP

Lombok (ekbisntb.com) – Aktivitas bertani di tengah anomali cuaca beberapa bulan terakhir ini cukup berisiko kerugian. Termasuk tanaman padi. Dinas Pertanian Lotim mengimbau seluruh petani mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Menjawab Ekbis NTB, Jumat 14 Februari 2025, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Lotim, Lalu Fathul Kasturi mengatakan dengan ikuti AUTP petani bisa terlindungi dari ancaman kerugian besar.

- Iklan -

“Jika terjadi  hal hal yang tidak dinginkan  dapat mengurangi kerugian petanii, seperti bencana kekeringan , banjir dan serangan hama penyakit,” ungkapnya.

Beberapa hari terakhir ini diketahui kondisi curah hujan kita sangat tinggi yang dibarengi dengan angin kencang. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kondisi tanaman di tingkat lapangan.

Anomali iklim ini akan menimbulkan bencana hidrometeorologi termasuk melanda lahan-lahan pertanian. Diminta, setiap kejadian akibat bencana inii diminta Dinas Pertanian agar petugas lapangan  baik PPL dan petugas POPT yang berada di semua kecamatan untuk mamantau setiap kejadian yang ada dan segera melaporkan.

“Apakah ada dampak dari bencana tersebut sehingga ke depan kita bisa melakukan mitigasi untuk mengambil langkah langkah antisifasi jika terjadi kondisi yang sama,” paparnya.

Dari segi produksi, diakui pasti akan menurun dan tidak signifikan karena pada kondisi tersebut petani akan memanen lebih awal dari masa panen yang semestinya.

Fakta tersebut dialami petani di Dusun Repok Payung, Desa Rarang, Kecamatan Terara, Lombok Timur (Lotim). Tanaman padi banyak roboh  terdampak hujan lebat disertai angin kencang beberapa hari terakhir ini. Petani  memilih untuk panen lebih awal.

Lalu Mulya Anom, Petani di Desa Rarang menjelaskan tanaman padinya yang roboh ini rata-rata sudah  berbuah dan beberapa pekan. Ia mengatakan hanya tinggal menunggu masa panen.

Berbagai upaya telah dilakukan petani untuk menyelamatkan padi mereka yang roboh. Mulai dari membuat parit pembuangan air di tengah-tengah tanaman padi hingga membuat penyangga. Namun hal tersebut sia-sia, tetap saja padi kembali roboh diterjang angin kencang.

Akibat cuaca ekstrem ini juga membuat tanaman terserang penyakit. Mulai dari terserang penyakit busuk leher atau belas leher, kemudian terkena virus Xanthomonas, hama burung bahkan terserang hama tikus.

Produksi gabah sangat berkurang pada panen tahun ini.  Biasanya dalam satu hektar, produktivitas gabah mencapai 8-9 Ton. Namun dengan kondisi cuaca saat ini saat  produksi maksimal hanya 2 ton dalam per hektar. Sehingga hal ini membuat para petani merugi.

Petani ini berharap pemerintah bisa membantu para petani. Terutama untuk menyerap gabah petani dengan harga yang lebih mahal. Sebab harga gabah kering panen (GKP) ditingkat petani saat ini berkisar Rp 400- Rp 470 ribu per kuintal. Sehingga dengan harga ini membuat petani akan merugi. (rus)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut