Lombok (ekbisntb.com) – Penanaman perdana dan perluasan Padi Varietas Gamagora 7 pada 16 Mei lalu dirasakan keberhasilannya pada panen perdana demplot Varietas Gamagora 7 di Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Senin, 12 Agustus 2024.
Penerapan varietas padi unggulan ini ditempuh oleh Bank Indonesia dalam rangka peningkatan produktivitas hasil pertanian padi serta pengendalian inflasi komoditas beras. Bank Indonesia menggandeng kelompok remaja tani yang notabene digerakkan oleh generasi milenial dengan pendekatan pertanian semi organik di lahan demplot seluas 30 are.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, , Berry Arifsyah Harahap menyampaikan, produktivitas Gamagora 7 memiliki potensi produksi hingga 9,80 ton/ha dengan rata-rata produksi sebesar 7,95 ton/ha.
Bahkan dari hasil demplot Varietas Gamagora 7 berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, diperoleh gabah kering 10,3 ton/ha atau hampir dua kali lipat dari angka produksi varietas lainnya yang selama ini tercatat mampu menghasilkan 5-6 ton/ha.
“Pasca panen nanti, kami berharap varietas ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada lahan tanam yang lebih luas,” ujar Berry.
Lebih lanjut, selain untuk mendukung pengendalian inflasi khususnya strategi ketersediaan pasokan, program ini juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani melalui pengembangan pertanian organik dan optimalisasi pemanfaatan limbah sehingga dapat menekan biaya produksi petani serta peningkatan produktivitas hasil pertanian. Melestarikan varietas padi lokal Gogo Rancah atau yang sering disingkat dengan Gora.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Lombok Tengah Drs. H. Lendek Jayadi, M. Si menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia atas upaya yang dilakukan dalam menjaga laju inflasi dengan memperhatikan ketersediaan stok pangan melalui penggunaan Varietas Gamagora 7 kepada para petani khususnya kepada kelompok Remaja Tani di Desa Pengembur.
”Kedepannya, penggunaan varietas ini akan kita kembangkan di kawasan serupa yang ada di Lombok Tengah juga wilayah lainnya karena kemampuannya yang adaptif terhadap perubahan iklim dan terbukti berhasil menekan biaya produksi serta mampu meningkatkan jumlah produksi dengan kualitas padi yang lebih baik,” jelas H. Jayadi.
Diketahui bahwa Padi Varietas Gamagora 7 merupakan hasil pemuliaan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gajah Mada. Varietas ini telah melalui tahap uji multilokasi di 8 lokasi lahan sawah dan 6 lokasi tadah hujan sehingga Gamagora 7 ini disebut juga Padi Amphibi yang Berdaya Hasil Tinggi serta Adaptif terhadap Perubahan Iklim.
Untuk itu, Apresiasi dan rasa terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Taryono, M.Sc, perwakilan Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gajah Mada selaku Pemulia Varietas Gamagora 7 yang telah hadir secara langsung dalam acara tersebut.(bul)