26.5 C
Mataram
BerandaNTBBimaEWS Rusak, Kota Bima Siaga Menghadapi Puncak Cuaca Ekstrem

EWS Rusak, Kota Bima Siaga Menghadapi Puncak Cuaca Ekstrem

Kota Bima (ekbisntb.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Bima meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2026. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan tinggi berpotensi memicu banjir di sejumlah wilayah.

Kondisi ini diperparah dengan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima yang saat ini dalam keadaan rusak. Pj. Sekda Kota Bima, Hj. Mariamah, menyampaikan bahwa banjir yang melanda Kota Bima pada Sabtu malam 8 November 2025 lalu hanyalah awal dari rangkaian cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi beberapa bulan ke depan. Karena itu, pemerintah daerah diminta lebih siaga dan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana.

- Iklan -

Ia menegaskan bahwa kesiapsiagaan terpadu menjadi kunci menghadapi puncak musim hujan. “Kebutuhan tempat pengungsian, pendataan kerusakan material dan infrastruktur, penggunaan dana belanja tidak terduga untuk korban bencana alam, serta kesiapan stok obat pada gudang farmasi, ini yang menjadi fokus kita saat ini,” tegasnya, Selasa 11 November 2025.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Bima, A. Faruk, menyebutkan hingga Selasa 11 November 2025, data korban terdampak terus bertambah. Berdasarkan laporan dari kelurahan, tercatat sebanyak 3.608 jiwa atau 953 KK terdampak di tujuh kelurahan. “Kondisi EWS yang tidak berfungsi menjadi kendala dalam upaya mitigasi. Meski begitu, BPBD tetap melakukan langkah darurat di lapangan,” sebutnya.

Selain melakukan pemantauan dan koordinasi, BPBD juga telah menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak. Bantuan berupa nasi bungkus, air mineral, dan kebutuhan pokok lainnya untuk warga terdampak banjir.

Dukungan serupa datang dari Dinas Sosial Kota Bima yang turut menyalurkan bantuan bagi warga dengan rumah rusak berat maupun ringan. Di Kelurahan Lampe, satu rumah dilaporkan hanyut terbawa arus banjir, sementara dua rumah lainnya mengalami pondasi tergerus air.

“Ada tiga KK di Kelurahan Lampe, satu KK rumahnya hanyut terbawa arus banjir, sementara dua KK lainnya fondasi rumah mereka tergerus akibat arus banjir yang cukup deras,” ujar Lalu Sukarsana.

Ia menambahkan bahwa stok bantuan bencana yang bersumber dari dana APBN masih mencukupi. “1.500 kg beras, pakaian anak, terpal, kasur lipat hingga selimut stoknya cukup. Hanya saja untuk keperluan dapur umum yang harus disiapkan oleh pemerintah daerah,” tuturnya.

Dari sisi infrastruktur, Kepala Dinas PUPR Kota Bima, Didi Fahdiansyah, menjelaskan pihaknya telah melakukan langkah sementara di Kelurahan Pane dengan pemasangan barikade pasir dalam karung untuk menahan luapan air. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mulai membangun sumur resapan sebagai upaya mengurangi genangan dan limpasan air hujan.

“Mulai saat ini kita semua musti gencar mengedukasi masyarakat untuk membuat sumur resapan, sebuah bangunan teknik berbentuk sumur yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan atau air limpasan ke dalam tanah, sehingga mengurangi genangan dan banjir,” katanya. (hir)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut