Sate Tanjung di Kabupaten Lombok Utara (KLU), sebuah varian sate yang unik khas semakin populer dan menjadi sorotan pecinta kuliner lokal maupun wisatawan. Terbuat dari bahan-bahan ikan segar dengan bumbu khas KLU, sate ini berhasil memikat lidah dengan cita rasa yang otentik.
Warga dari daerah lain di NTB atau wisatawan domestik dan mancanegara saat berkunjung ke KLU, pastinya akan mampir membeli sate untuk dijadikan oleh-oleh. Apalagi sate Tanjung terletak pada penggunaan ikannya yang segar dan sambalnya yang terbalut tebal dan pedas yang membuat para pembeli semakin tertarik dan terkenal di wilayah tersebut.
Tak hanya soal rasa, cara penyajiannya pun menarik, menggunakan daun pisang sebagai alas, menambah kesan tradisional dan alami. Sejak mulai dikenal, para pedagang sate di KLU mulai berlomba-lomba untuk menghadirkan variasi terbaik dari sate Tanjung, baik di pasar tradisional maupun pedagang kaki lima. Hal ini semakin meningkatkan popularitas kuliner tersebut, terutama di kalangan wisatawan yang mencari sensasi baru dalam menikmati hidangan khas Lombok.
Sarti, salah satu pedagang sate mengakui, jika permintaan terhadap sate Tanjung meningkat pesat terutama saat musim liburan. “Banyak wisatawan yang datang ke sini mencari makanan khas daerah, dan sate ini menjadi salah satu pilihan favorit mereka. Rasa pedas manisnya benar-benar unik,” ujarnya.
Respons pelanggan juga, ujarnya, sejauh ini sangat senang dengan sate dan penasaran ingin mencicipi, “Alhamdulillah, sejauh ini pelanggan senang dan banyak yang penasaran ingin mencoba. Banyak juga yang bilang rasa ikannya lebih lembut dan segar,” tambahnya.
Dengan semakin banyaknya penggemar sate Tanjung diprediksi akan menjadi salah satu ikon kuliner baru dari KLU bersaing dengan sate-sate tradisional lainnya yang sudah lebih dulu dikenal di Lombok.
Saharudin, salah satu ASN lingkup Pemprov NTB ketika ditugaskan ke KLU selalu menyempatkan mampir membeli sate Tanjung. Menurutnya, ketika tahu akan bertugas ke KLU anak dan istrinya sudah memesan sate Tanjung sebagai oleh-oleh.
‘’Selain sate Tanjung, biasanya jika ada tugas ke beberapa kecamatan di KLU, saya biasa mampir juga di Pusuk membeli tuak manis,’’ ujarnya. (ham)