Lombok (ekbisntb.com) – Revitalisasi Pasar Seni Senggigi akan difasilitasi ampitheater. Pembangunan ampitheater ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menarik wisatawan ke kawasan ini.
Pasalnya, setelah adanya Mandalika, jumlah kunjungan wisatawan ke daerah Senggigi turun drastis. Sehingga pemerintah Provinsi NTB berupaya untuk membangun destinasi yang bisa menggeliatkan wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini.
Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB, Jamaludin Malady, S.Sos., M.T., mengatakan salah satu penyebab turunnya minat wisatawan ke Senggigi karena tidak adanya wisata lain yang bisa mendongkrak kawasan pariwisata ini.
Misalnya, Mandalika tidak hanya menjual wisata alamnya, tetapi juga ada wisata budaya dan wisata olahraga yang bisa menarik minat wisatawan. Sementara, Senggigi hanya bisa menawarkan wisata alam yang mana berdampak pada turunnya jumlah wisatawan.
Oleh karenanya pembangunan Ampitheater di Pasar Seni Senggigi dinilai mampu menarik minat wisatawa, yang mana di ampitheater ini akan diadakan berbagai macam pertunjukan budaya sebagai daya tarik daerah wisata Senggigi.
“Senggigi agak kurang atraksi untuk menampilkan kesenian, budaya, dan segala macam. Semua kesenian musik daerah Sasak, Samawa dan Mbojo akan ditampilkan secara bergantian, tiap beberapa jam akan ditampilkan,” ujar Jamal.
Selain itu, dari ampitheater ini juga wisatawan bisa langsung melihat keindahan Pantai Senggigi, yang mana pembangunan ampitheater ini akan menghadap ke laut.
“Sambil orang nonton, melihat atraksi yang nyanyi sembari liat Pantai,” katanya.
Pembangunan proyek Pasar Seni Senggigi ini sudah mulai dikerjakan sejak pertengahan bulan Agustus lalu dengan dana awal yang diberikan oleh pusat senilai Rp2,3 miliar. Pemprov NTB juga mengalokasikan anggaran untuk proyek pasar seni ini senilai Rp2,3 miliar di APBD 2025.
Total keseluruhan anggaran untuk proyek ini diketahui senilai Rp49 miliar. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap sehingga anggaran yang diberikan oleh Pemerintah Pusat juga tidak seluruhnya.
“Pengerjaan Rp 2,3 miliar ini bukan kontruksi, cuma ampitheater yang belum ada atap. Termasuk ada pembelian barang toko yang agak besar progress uangnya dari Rp2,3 miliar itu,” lanjutnya.
Setelah pembangunan ampitheater rampung, Jamal memastikan pihaknya akan memprioritaskan pelaku usaha setempat yang memang sudah berjualan di lokasi tersebut. Sehingga, mereka bisa merasakan dampak dari adanyan pembangunan ini.
“Tidak ada lain, orang-orang yang kemarin yang berjualan disitu kita masukan biar ndak hilang mata pencahariannya,” pungkasnya. (era)