Lombok (ekbisntb.com)— Prospek penerbangan menuju Lombok terus menunjukkan tren positif. Pemerintah Provinsi NTB kini membidik peningkatan wisatawan asing melalui penguatan konektivitas sore hari, menyusul rencana penambahan jadwal penerbangan dari Jakarta ke Lombok oleh maskapai Pelita Air mulai November 2025.

Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal kepada wartawan, Senin 11 Agustus 2025 mengatakan, penambahan jadwal penerbangan dari dan menuju Lombok telah dibahas dalam pertemuan dengan Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, di Jakarta, Jumat 8 Agustus 2025.

“Penerbangan sore dari Jakarta sangat penting karena mayoritas penerbangan internasional mendarat di Soekarno-Hatta pada siang hingga sore hari. Dengan adanya koneksi langsung ke Lombok di waktu yang sama, wisatawan asing bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Lombok,” ujar Iqbal.
Saat ini kata Iqbal, penerbangan dari Lombok ke Labuan Bajo juga telah mengalami peningkatan signifikan. Dari awalnya hanya tiga kali seminggu, kini telah menjadi dua kali sehari. “Prospeknya sangat bagus. Ini menunjukkan konektivitas antar destinasi wisata semakin kuat,” tambahnya.
Lombok Menuju Status Hub Penerbangan
Pekan lalu, Gubernur Iqbal juga bertemu dengan Rusdi Kirana, pendiri Lion Group, yang membawahi sejumlah maskapai nasional dan regional seperti Wings Air, Batik Air, Super Air Jet, dan Malindo. Keduanya sepakat untuk mempercepat proses perizinan menjadikan Bandara Internasional Lombok (BIL/Bizam) sebagai hub penerbangan.
Sejumlah jalur penerbangan baru dijadwalkan mulai dibuka antara Agustus hingga Oktober 2025. Jalur tersebut mencakup rute domestik dan internasional, antara lain Lombok–Labuan Bajo, Lombok–Kupang, Lombok–Yogyakarta (Adi Sutjipto), Lombok–Malang, Lombok–Jakarta (sore) dan Lombok–Perth (Australia).
Sementara itu, rencana pembukaan jalur Lombok–Bangkok (Don Mueang) kemungkinan akan ditunda karena situasi keamanan di Thailand yang belum kondusif.
Terkait harga tiket, Gubernur Iqbal mengatakan bahwa pemerintah sejauh ini tidak melakukan intervensi langsung ke maskapai penerbangan. “Harga tiket akan menyesuaikan dengan permintaan. Ketika permintaan tinggi, maka harga akan turun dengan sendirinya. Kita atur dari sisi suplai dan demand,” ujarnya.
Dengan strategi konektivitas yang semakin matang dan dukungan dari berbagai pihak, NTB optimistis dapat menarik lebih banyak wisatawan, khususnya dari pasar internasional, untuk menjadikan Lombok-Sumbawa sebagai destinasi utama di Indonesia.(ris)