spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiStabilitas Pasokan Cabai Masih Terancam

Stabilitas Pasokan Cabai Masih Terancam

Lombok (ekbisntb.com) – Akibat distribusi dari luar terhambat dan produksi dalam lokal juga terhambat karena cuaca, disebut sebagai penyebab utama pasokan cabai rawit seret.

Beberapa bulan terakhir distribusi pasokan cabai, terkhusus cabai rawit merah sedang mengalami penurunan, termasuk dari daerah luar. Saat ini, pasokan lebih banyak mengandalkan produksi lokal. sementara ketersediaannya juga terbatas.

- Iklan -

Hal ini menyebabkan harga cabai rawit merah masih cukup tinggi, di kisaran Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram untuk di pasar induk. Sedangkan di pasar tradisional bisa menyentuh harga Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram.

Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram, Miftahurrahman,  menjelaskan bahwa, yang menjadi penyebab utama terbatasnya pasokan komoditas cabai rawit ini distribusi pasokan dari luar yang terhambat dan produksi cabai rawit lokal yang gagal atau terhambat.

“Karena momen lebaran, arus pengiriman barang yang sempat terhambat. Di beberapa sentra produksi seperti Lombok Timur, bukan terjadi gagal panen, melainkan gagal tumbuh. Tanaman cabai rusak sebelum sempat berbunga atau berbuah karena cuaca yang tidak bersahabat, karena hujan. Selain itu, pasokan dari luar daerah juga belum datang karena daerah-daerah lain mengalami kondisi yang sama (kekurangan pasokan),” ungkapnya saat dikonfirmasi pada Jumat, 11 April 2025.

Ia menjelaskan lebih lanjut, karena faktor cuaca juga turut memengaruhi, sehingga kondisi ini menyebabkan stok menipis, karena banyak tanaman yang tidak mampu tumbuh dengan optimal.

“Padahal perhitungan produksi sebenarnya sudah cukup dan aman. Hanya saja, semua itu terganggu karena faktor cuaca dan terhambatnya distribusi dari luar,” ucapnya.

Menurutnya harga cabai rawit yang saat ini berada di angka Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram masih dianggap cukup bisa dijangkau. “Namun alhamdulillah, harga ini masih berada dalam kategori sedang, bukan terlalu tinggi,” tuturnya.

Menghadapi kondisi ini, Miftahurrahma mengatakan jika pihaknya telah berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi, bahwa seluruh kabupaten atau kota di NTB sepakat untuk terus memberikan masukan dan menjalin kerja sama dalam hal penyediaan pasokan yang terbatas ini.

“Kalau ada hasil dari Bima ya kirim ke sini, begitu juga sebaliknya. Kalau ada hasil di Lombok, di kirim ke Bima atau Sumbawa,” sebutnya.

Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, baik melalui kerja sama antar daerah maupun langkah antisipatif lainnya, ia berharap kondisi ini segera membaik dan kebutuhan masyarakat dapat terus terpenuhi dengan baik.

“Kondisi ini memang membutuhkan waktu untuk pulih. Insyaallah, bila rantai pasok dari luar sudah kembali lancar dan distribusi tidak lagi terhambat, harga dan ketersediaan cabai akan kembali stabil,” pungkasnya. (hir)

Artikel Yang Relevan

Iklan










Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut