Sumbawa Besar (ekbisntb.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa, mencatat sedikitnya sekitar 80 hektar lahan di Desa Kerongkeng, Kecamatan Tarano terancam gagal tanam akibat banjir bercampur lumpur.
“Jadi, banjir yang terjadi di desa Kerongkeng tersebut akibat sampah menumpuk di jembatan sehingga air sungai meluap dan merendam sekitar 80 hektar areal persawahan,” kata Pelaksana BPBD Sumbawa, M. Nur Hidayat kepada wartawan, Selasa 10 Desember 2024.
Terkait dengan kondisi tersebut, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pengecekan lebih lanjut dan mendata masyarakat yang terdampak. Hal itu dilakukan untuk penanganan lebih lanjut atas kerusakan yang timbul akibat banjir.
“Kami sudah turunkan tim ke lokasi untuk melakukan pemantauan dan pengecekan dalam penanganan lebih lanjut,” ujarnya.
Selain itu, ada juga banjir terjadi di Desa Tolo’oi Kecamatan Tarano yang mengakibatkan jembatan penghubung di desa setempat, putus. Banjir yang terjadi di Desa Ongko, Kecamatan Empang menyebabkan tebing pengaman sungai di sekitar pemukiman warga sepanjang 60 meter ambruk.
Di Desa Lito, Kecamatan Moyo Hulu, sebuah embung jebol akibat banjir termasuk juga jembatan limpas di Desa Tatebal, Kecamatan Lenangguar juga putus diterjang banjir. Akibatnya, akses pemukiman penduduk ke areal pertanian menjadi putus.
“Atas bencana tersebut kami telah menerbitkan surat tanggap darurat bencana dan kami sudah menurunkan tim asesmen untuk perhitungan cepat dalam penanganan darurat terhadap infrastruktur yang terdampak bencana,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada OPD, camat, lurah dan kepala desa untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi. Seperti menyiagakan seluruh aparatur pemerintah serta berkoordinasi dengan TNI dan Polri serta relawan siaga bencana dalam rangka kesiapan menghadapi bencana hidrometeorologi.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama mereka yang tinggal dan berada di daerah rawan bencana,” tukasnya. (ils)