Lombok (ekbisntb.com) – Kondisi inflasi di Kota Mataram, terus mengalami penurunan. Dari sebelumnya 2,45 persen di Bulan Agustus menjadi 1,97 persen pada September 2024. Pengendalian harga serta ketersediaan barang tetap menjadi prioritas.
Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Kota Mataram, Luh Putu Sari Savitri menerangkan, data inflasi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kota Mataram pada bulan September terjadi inflasi year on year 1,97 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,97. Inflasi terus mengalami penurunan dari Bulan Agustus sebesar 2,45 persen. ‘’Kondisi inflasi kita terus turun mulai dari Bulan Juli sampai September,’’ terangnya.
Pemerintah pusat memberikan batas tidak boleh inflasi di daerah, tiga plus minus satu. Artinya kata dia, kondisi inflasi di Kota Mataram masih wajar.
Secara detail disampaikan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran dari total sebelas indeks kelompok. Yaitu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,82 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,97 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,72 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,14 persen.
Kelompok transportasi sebesar 1,90 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,84 persen. Kelompok pendidikan sebesar 1,57 persen. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,75 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen. Sedangkan penurunan indeks kelompok pengeluaran terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,77 persen. “Kondisi inflasi di Kota Mataram masih wajar,” katanya.
Adapun perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Mataram, pada September 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,97 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,92 pada September 2023 menjadi 105,97 pada September 2024. Sedangkan untuk tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,08 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,94 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran dari total sebelas indeks kelompok. Diantaranya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,82 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,97 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,72 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,14 persen. Kelompok transportasi sebesar 1,90 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,84 persen. Kelompok pendidikan sebesar 1,57 persen. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,75 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen.
Sedangkan penurunan indeks kelompok pengeluaran terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,77 persen. Sepuluh komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada September 2024, antara lain, emas perhiasan, sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, sigaret kretek mesin (SKM), pisang, nasi dengan lauk, kopi bubuk, minyak goreng dan air kemasan. Sedangkan sepuluh komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: tomat, telepon seluler, cabai merah, beras, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, sabun mandi cair, ikan pencaran, pengharum cucian/pelembut, bawang merah dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu.
Sementara 10 komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada September, antara lain beras, pisang, upah asisten rumah tangga, ayam hidup, bawang merah, nasi dengan lauk, pemeliharaan/service, jeruk nipis/limau, kopi bubuk dan sabun mandi cair. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada September 2024, antara lain: cabai rawit, cabai merah, bensin, semangka, kangkong, daging ayam ras dan anggur.
Pada September 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,59 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,46 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,33 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,25 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,24 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen. Kelompok pendidikan sebesar 0,08.
persen. Kelompok kesehatan. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dan masing-masing sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen.
Pihaknya akan berupaya menekan kenaikan harga serta memastikan ketersediaan barang pokok untuk menekan inflasi. “Kita terus berkoordinasi dengan lintas sektor untuk memastikan keterjangkauan harga,” demikian kata dia. (cem)