Lombok (ekbisntb.com) – Ada nuansa berbeda ketika menaiki kapal – kapal milik Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Kayangan. Saat sandar di Pelabuhan Kayangan Lombok Timur, maupun Pelabuhan Pototano Kabupaten Sumbawa Barat setelah menyeberangi Selat Alas, pengguna jasa akan disuguhkan musik khas daerah dua Pulau di Nusa Tenggara Barat ini.
Lagu Sasak, Samawa, dan Mbojo (Sasambo) yang akan diperdengarkan selama sandar di pelabuhan untuk bongkar, maupun muat. Sasambo adalah tiga suku besar yang mendiami Provinsi NTB dengan dua pulau, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa ini.
Saat sandar di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Musik gamelan dan seruling Sasak yang akan terdengar dari kapal. Saat di Pelabuhan Pototano, pengguna jasa juga akan dihibur dengan musik lokal Sumbawa.
“Kita akan lengkapi dengan musik Mbojo juga,” kata Listyono Dwitutuko, Manager Cabang DLU Kayangan, Rabu, 11 September 2024.
Ada dua kapal DLU yang melayani penyeberangan dari Lombok ke Sumbawa di Selat Sape. Yaitu, KMP Wicitra Dharma. Dan KMP Satya Dharma. Kapal-kapal milik DLU ini juga sudah memenuhi standar CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE), yang berarti kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan.
Listyono mengemukakan, untuk melestarikan dan menghargai kearifan lokal NTB, dipandang sangat penting nuansa-nuansa lokal ditonjolkan di dalam kapal. Terutama soal musik penghibur.
Musik tradisional yang diputarkan di atas kapal, kata Mantan Ketua Gapasdap Cabang Lembar ini, adalah cerminan dari suatu kebudayaan yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai luhur.
Ada beberapa alasan mengapa pelestariannya sangat penting, diantaranya.
Sebagai Identitas Budaya, Musik tradisional adalah bagian tak terpisahkan dari identitas suatu komunitas. Melalui lagu-lagu dan iringannya, pengguna jasa dapat mengenal lebih dalam tentang sejarah, adat istiadat, dan pandangan hidup masyarakat yang menciptakannya.
Dengan terus memperkenalkan musik tradisional , dapat menanamkan rasa cinta terhadap budaya sendiri. Musik ini menjadi media yang efektif untuk mendidik mereka tentang nilai-nilai luhur seperti gotong royong, toleransi, dan penghormatan terhadap alam.
Listyo juga mengemukakan, dari sisi Pariwisata Budaya, Musik tradisional dapat menjadi daya tarik wisata yang unik. Pemutaran lagu tradisional lokal di atas kapal dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut. Hal ini tidak hanya memberikan pengalaman budaya yang berkesan, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Apalagi sekarang sudah banyak wisatawan asing yang menggunakan kapal laut,” tambahnya.
Selain itu, Pelestarian Lingkungan, banyak lagu tradisional yang bertemakan alam dan lingkungan. Melalui lagu-lagu daerah, kata Listyo, dapat mengingatkan siapa saja akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Terakhir, untuk Pencegahan Kepunahan Budaya. Tanpa upaya pelestarian, musik tradisional berisiko punah tergerus oleh arus globalisasi.
“Dengan terus melestarikan dan mengembangkannya, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dari generasi ke generasi,” demikian Listyo.(bul)