Lombok (ekbisntb.com) -Banjir yang melanda sejumlah titik di Kota Mataram pada Minggu, 6 Juli 2025 lalu, meninggalkan dampak yang beragam. Di tengah kerugian yang dialami warga akibat genangan air, sejumlah pelaku usaha kecil justru kebanjiran pekerjaan. Fenomena ini dirasakan para pemilik usaha laundry dan bengkel motor di wilayah Sekarbela.
Salah seorang yang merasakannya adalah Santi, pemilik laundry rumahan di lingkungan Karang Pule, Sekarbela. Sejak banjir mulai surut, pesanan mencuci pakaian datang bertubi-tubi, terutama dari warga yang bajunya basah dan kotor karena terendam air.

“Dari hari Senin itu langsung rame, baju-baju lumpur, seragam sekolah, sampe selimut juga numpuk. Udah kayak musim hujan dulu, malah lebih padat,” ujarnya saat ditemui pada Kamis, 10 Juli 2025.
Untungnya, lokasi usaha Santi berada di area yang tidak terdampak langsung oleh banjir. Karena itu, warga sekitar Sekarbela banyak yang datang mencuci pakaian ke tempatnya. Ia menyebut, dalam dua hari terakhir, jumlah pakaian yang masuk meningkat drastis.
“Biasanya sehari paling 20 kiloan, sekarang bisa 40 kilo lebih. Mesin nyala terus sampe malam,” katanya.
Meski berada di tengah kondisi darurat, Santi merasa bersyukur usahanya tetap bisa beroperasi dan justru mendapat pemasukan lebih dari biasanya. Ia menyebut momen ini sebagai berkah tersembunyi.
“Kasihan juga liat warga yang bajunya kotor semua, tapi alhamdulillah usaha jadi jalan,” ucapnya.
Hal serupa juga dialami Qodri, pemilik bengkel kecil di pinggir jalan wilayah Sekarbela. Sejak Senin, motornya tak pernah sepi. Banyak warga yang membawa sepeda motor mereka untuk diperbaiki karena rusak setelah terendam air.
“Dari Senin sore udah pada nganter motor. Rata-rata mogok gara-gara air masuk karbu atau aki-nya korslet,” katanya sambil membongkar mesin motor matic milik salah satu pelanggannya.
Bengkelnya sendiri, menurut Qodri, juga ikut terendam air. Genangan sempat masuk ke area kerja, tapi sebagian besar peralatan dan suku cadang yang disimpannya tetap selamat.
“Untungnya barang-barang kebanyakan digantung, jadi ndak hanyut. Cuma kunci-kunci di dalam kotak aja yang basah, tapi airnya ndak deras jadi masih aman,” jelasnya.
Setelah membersihkan bengkelnya pada Senin pagi, ia langsung membuka kembali layanan perbaikan. Sementara itu, urusan rumah yang juga sempat kebanjiran, lebih banyak diurus oleh istri dan keluarganya.
“Fokus kerja di bengkel aja, soalnya langsung rame. Istri yang ngurusin rumah,” tambahnya.
Qodri menyebut, motor yang ia tangani kebanyakan milik warga sekitar. Beberapa hanya rusak ringan, namun ada pula yang perlu ganti suku cadang karena kerusakan cukup parah.
“Ya lumayan, biasanya sehari cuma satu-dua motor. Ini dua hari bisa sampai sepuluh. Tangan sampe pegel, tapi ya alhamdulillah lah,” ucapnya.
Meski mendapat limpahan pekerjaan, baik Santi maupun Qodri menegaskan bahwa mereka tidak berniat mengambil keuntungan dari musibah. Harga jasa tetap mereka patok seperti biasa.
“Ndak tega juga sih mau naikin harga, mereka juga lagi repot. Kita bantu-bantu aja semampunya,” tutup Santi.
Bagi para pelaku usaha mikro di Sekarbela, banjir memang bukan hal yang diharapkan. Namun, di balik kepanikan dan kerugian yang ditimbulkan, ada rezeki tak terduga yang ikut mengalir bersama air. (hir)