Lombok (ekbisntb.com) – Alokasi pupuk bersubsidi untuk Lombok Timur (Lotim) tahun 2024 lalu dibandingkan dengan 2025 ini terjadi penurunan. Hal itu terjadi karena tahun lalu, banyak pupuk tidak terserap sampai akhir tahun. Dinas Pertanian (Distan) Lotim khawatir alokasi pupuk bersubsidi untuk Lotim ini menurun.
Demikian dikemukakan Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Pertanian Lotim, Darajata menjawab Ekbis NTB, Selasa 10 Juni 2025.

Dia menjelaskan, alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 disebut cukup besar. Hanya saja banyak yang tidak diserap oleh petani membuat jatah tahun ini terpaksa dikurangi.
“Banjir pupuk sekarang, saking banyaknya banyak tak bisa terserap tahun 2024 akhirnya jatah kita turun,” imbuhnya.
Jatah di awal tahun 2025 ini sebenarnya naik. Akan tetapi terjadi perubahan, sehingga terjadi penurunan. Alokasi awal dimaksud Darajata sebanyak 35 ribu ton untuk Urea, naik 2 ribu ton dibanding jatah sampai Desember 2024 sebanyak 33 ribu ton. Jatah sesuai SK awal ini serapannya sampai saat ini baru mencapai 30 persen, sehingga beberapa waktu lalu dilakukan realokasi kembali. ‘’Dari 35.058 ton jatah Urea, berkurang menjadi 33 ribu. Terjadi pengurangan 2,500 ton,” terangnya.
Petani katanya agak lambat melakukan penyerapan di awal tahun. Diduga karena petani merasa masih memakai sisa tahun lalu, sehingga tidak banyak menyerap pupuk. “Tahun lalu saja 89 persen yang bisa realisasi,” ucapnya.
Pertengahan tahun 2025, dilakukan realokasi dan jatah Lotim dibawa ke daerah lain yang tinggi serapannya. Kondisi di lapangan juga stok pupuk diklaim masih banyak.
Tidak saja Urea, pupuk merek NPK juga mengalami hal yang sama. Terjadi realokasi juga. Awal tahun alokasi NPK 30.747 ton berkurang menjadi 29.483. ada pengurangan 1.400 lebih.
Jenis pupuk SP36 sebelumnya pernah disubsidi tahun ini tidak ada alokasi. Walaupun dalam ketentuan peraturan presiden ada alokasi untuk SP36, namun tahun ini belum ada alokasi diberikan ke Lotim. “Kita belum ada SP36,” paparnya.
Alokasi pupuk bersubsidi lainnya diberikan untuk Lotim adalah pupuk organik. Awal tahun organik dialokasikan sebanyak 14.468 ton, realokasi pertengahan bulan Mei lalu menjadi menurun sebanyak 900 ton.
Bisa jadi ada potensi akan kembali pengurangan setelah dilaporkan ternyata masih minim realisasi. “Triwulan ketiga mungkin bisa berkurang kalau penyerapannya masih rendah,” urainya.
Distan Lotim mendorong segera menebus pupuk. Tidak diinginkan realisasi rendah sampai akhir tahun ini berujung menurunnya alokasi. Tahun berikutnya khawatirnya berkurang lagi.
Harapannya, tidak ada lagi pengurangan jatah untuk Lotim. “Jangan sampai jatah kita seperti alokasi tahun 2023 lalu yang cukup rendah hanya 17 ribu ton,” ungkapnya lagi.
Adapun komoditas yang mendapat subsidi pupuk adalah padi, jagung, kedelai, ubi kayu (singkong), cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi. Ini berdasarkan Permentan Nomor 04 Tahun 2024 yang menetapkan 10 komoditas tersebut sebagai penerima pupuk subsidi. Khusus Lotim, susah diusulkan komoditas tembakau dapat alokasi pupuk subsidi. “Kita sudah usulkan ke Kementerian Pertanian,” sebutnya.
Prosesnya saat ini sedang dilakukan dari bawah mulai dari perubahan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK). Kementan belum memberikan jawaban atas usulan Pemkab Lotim tersebut. Harapan Kementan memberikan rekomendasi untuk penggunaan pupuk subsidi ke tembakau karena komoditas ini merupakan andalan Lotim.
Adapun jumlah E-RDKK Lotim sebenarnya 39 ribu. Jumlah ini dibandingkan dengan alokasi yang diberikan dari keseluruhan pupuk masih kurang. “Masih ada kekurangan 4 ribu kalau mengacu pada RDKK ini, tapi semua petani ini sudah diberikan alokasinya,” demikian. (rus)