Praya (ekbisntb.com)-Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat membentuk tim pengawas hewan kurban Idul Adha 1445 Hijriah untuk mengantisipasi penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
“Tim yang dibentuk ini melibatkan dokter hewan di masing-masing kecamatan,” kata Kepala Distan Kabupaten Lombok Tengah Muhammad Kamrin di Praya, Selasa.
Tim pengawas hewan kurban ini di bentuk di 12 kecamatan di Lombok Tengah. Pengawasan tidak hanya dilakukan saat pemotongan hewan kurban, namun telah mulai dilaksanakan saat ini.
“Pengawasan hewan kurban ini telah mulai dilakukan,” katanya.
Berdasarkan hasil pengawasan sementara, belum ditemukan hewan kurban yang terjadi penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit lainnya.
“Belum ada laporan ternak sapi maupun kambing yang terkena penyakit,” katanya.
Ia mengatakan stok hewan kurban, baik kambing maupun sapi, untuk masyarakat Lombok Tengah pada 2024 dipastikan aman.
“Stok hewan kurban sapi di Lombok Tengah aman, karena populasi ternak sapi kita mencapai 100 ribu ekor,” katanya.
Ia mengatakan populasi ternak sapi saat cukup tinggi sehingga Kabupaten Lombok Tengah diberikan izin untuk mengirim untuk kebutuhan kurban ke daerah lain, baik di wilayah NTB maupun Pulau Jawa.
“Stok hewan kurban kambing juga masih aman,” katanya.
Ia mengatakan harga hewan kurban, baik kambing maupun sapi, menjelang Idul Adha 1445 Hijriah mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan sebelumnya Rp13 juta untuk satu ekor sapi, bisa naik menjadi Rp15 juta.
Kenaikan harga ini, ujarnya, hal biasa terjadi setiap tahun, menjelang hari besar keagamaan.
“Harga hewan kurban saat ini mulai naik dan itu hukum pasar,” katanya.
Ia mengatakan hewan yang dijadikan kurban sesuai syariat Islam, yakni sehat atau tidak cacat, sehingga diharapkan masyarakat membeli hewan kurban yang sehat.
“Kami mengimbau kepada masyarakat jika ada ternak yang mengalami sakit, agar dilaporkan kepada petugas, sehingga bisa ditangani untuk diberikan pengobatan,” katanya.(Ant)