Lombok (ekbisntb.com) – Pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan menetapkan harga eceran tertinggi untuk beras premium dan medium. Kebijakan ini justru berdampak terhadap stok beras premium di retail modern kosong.

Pantauan Suara NTB, sejumlah retail modern di Kota Mataram, tidak terlihat memajang beras premium lokal di etalase mereka. Kalaupun ada hanya sebagian dan itupun beras premium pabrikan. Kabarnya, distributor beras enggan mendistribusikan ke retail modern, karena merugi dengan penetapan HET Rp14.900 untuk beras premium.

Manager Operasional MGM Cakranegara, Hafizul Hasbi menerangkan, Badan Pangan Nasional telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras jenis premium Rp14.900. Kebijakan ini justru mengganggu pengusaha beras lokal di Pulau Lombok, karena setelah dilakukan hitung-hitungan dengan harga tersebut, dinilai tidak sesuai atau berpotensi merugi. “Kalau toko atau retail menjual Rp14.900. Kalau distributor menjual di supermarket atau retail pasti di bawah harga itu,” terangnya dikonfirmasi pada, Rabu (10/9).
Pengusaha beras lokal memilih menarik beras mereka di sejumlah retail modern di Kota Mataram. Pertimbangannya kata Hasbi, distributor tidak mau merugi dari penetapan HET tersebut.
Hal ini mengakibatkan stok beras premium lokal di retail modern kosong. Adapun beras premium pabrikan milik salah satu perusahaan belum ada stok. “Sudah seminggu stok kosong di toko,” katanya.
Kondisi ini mengakibatkan pelanggan mengeluh, karena kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Ia mengaku mendapatkan komplain dari pelanggan, tetapi dijelaskan bahwa kondisi ini terjadi akibat kebijakan HET dari pemerintah.
Hasbi mengharapkan pemerintah mencari solusi, agar kondisi ini tidak terjadi berkepanjangan. Retail dipastikan tidak mau menjual barang apabila rugi. “Kalau kami pasti berpikir ada selisih harga dari toko. Kita juga tidak mau rugi,” pungkasnya seraya menambahkan konsumen akan dirugikan jika ketersediaan beras premium lokal kosong.
Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, H. Miftahurrahman mengaku, belum mengetahui kekosongan stok beras premium lokal di retail modern. Pihaknya akan mengecek dan memastikan penyebabnya. Kalaupun didasari kebijakan penetapan HET beras premium Rp14.900 oleh pemerintah, pihaknya akan mencari solusi berkoordinasi dengan lintas sektor lainnya. “Kebetulan saya belum mendapatkan info tentang itu,” demikian kata dia. (cem)