spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiSumbawa Ekspor 6.000 Ton Jagung ke Filipina

Sumbawa Ekspor 6.000 Ton Jagung ke Filipina

Sumbawa Besar (ekbisntb.com) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, akan melakukan ekspor perdana komoditas jagung dengan negara tujuan Filipina sebesar 6.000 ton dari kuota yang diberikan sekitar 20.000 ton.

“Ekspor perdana ini akan kita lakukan pada tanggal 17 Juni melalui pelabuhan Badas dan kami juga akan berusaha maksimal untuk memenuhi kuota yang ditetapkan pemerintah,” kata Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, kemarin.

- Iklan -

Dikatakan Haji Jarot, produksi jagung secara normal sekitar 1,7 juta dan ton dan padi 1,6 juta ton. Hal tersebut tidak berbanding lurus dengan daya tampung yang ada di gudang Bulog dan mitra sebesar sekitar 500 ribu ton untuk dua komoditas tersebut.

“Kita masih kekurangan gudang untuk menampung hasil produksi untuk komoditas tersebut sebesar 2.200 ribu ton dan angka itu cukup besar untuk mendukung program swasembada pangan,” ucapnya.

Terbatasnya jumlah gudang tersebut membuat sirkulasi dua komoditas unggulan itu sedikit terkendala. Jika sirkulasi itu normal antara pengangkutan ke tempat pabrik dan ekspor berjalan maka kekurangan gudang tersebut bisa ditekan menjadi 500 ribu ton.

“Kami sangat berterima kasih dengan dibangunnya tiga gudang di Sumbawa sehingga serapan komoditas unggulan bisa kita lakukan secara maksimal,” ucapnya.

Dikatakan haji Jarot, hingga bulan Mei 2025, produksi jagung Sumbawa mencapai 267.460 ton dari luas panen 60.270 hektar. Angka ini diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun seiring kondisi iklim yang mendukung.

“Di tahun 2024, produksi jagung 715.641 ton hal itu menjadikan Sumbawa sebagai sentra jagung terbesar di NTB dan salah satu pemain utama ekspor jagung nasional,” ucapnya.

Selain jagung, komoditas padi juga menunjukkan kinerja gemilang. Di tahun 2024, produksi padi Sumbawa mencapai 325.860 ton dari 57.754 hektar luas panen, dengan surplus beras yang konsisten tiap tahun.

“Kami berharap kehadiran gudang ini menjadi solusi atas tantangan lama, yaitu keterbatasan penyimpanan hasil panen sehingga, distribusi dan pasokan pangan akan lebih efisien dan stabil,” tukasnya. (ils)

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut