Lombok (ekbisntb.com)- Menjelang musim libur Panjang tahun 2025 menuju tahun 2026, Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB mengingatkan masyarakat agar lebih selektif dalam memilih paket wisata akhir tahun.
Tawaran paket murah kerap menjadi celah terjadinya penipuan (scam), sehingga wisatawan diminta memastikan agen perjalanan berasal dari perusahaan resmi yang berada dalam asosiasi.
Ketua Astindo NTB, Sahlan M. Saleh, mengatakan penjualan paket wisata akhir tahun oleh anggota Astindo sebenarnya sudah berlangsung sejak awal tahun dan hingga saat ini permintaan pasar masih stabil.
“Penjualan paket kita sudah buka dari awal tahun. Tren pemesanan jelang akhir tahun sejauh ini masih stabil, belum ada lonjakan signifikan,” ujarnya.
Menurut Sahlan, penawaran paket wisata di Lombok untuk akhir tahun mayoritas masih bersifat reguler. Paket minimal menginap selama tiga malam masih menjadi standar, dan belum muncul penawaran paket khusus yang menonjol.
Beberapa destinasi tetap menjadi favorit wisatawan, antara lain Sembalun, Gili Trawangan, dan beberapa kawasan wisata pantai lainnya.
“Pada momen pergantian tahun, Gili Trawangan disebut menjadi primadona karena identik dengan perayaan New Year Party,” ujarnya.
Sahlan menyebutkan bahwa harga paket wisata akhir tahun biasanya meningkat sekitar 25–30 persen dibandingkan hari biasa. Kenaikan ini bersifat wajar karena dipengaruhi lonjakan permintaan, sementara kapasitas kamar hotel terbatas.
“Kenaikan ini terjadi setiap tahun, baik untuk pasar domestik maupun internasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, peningkatan jumlah wisatawan tahun ini diprediksi akan lebih banyak berasal dari negara-negara Asia. Promosi yang semakin intens serta status Lombok sebagai destinasi unggulan global menjadi pendorong utama.
Di tengah meningkatnya minat bepergian, Sahlan mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran paket murah. Pemesanan melalui agen tidak resmi berisiko besar menimbulkan penipuan.
“Astindo mengimbau agar masyarakat lebih selektif. Agen perjalanan yang tergabung dalam asosiasi sudah diverifikasi dan lebih aman,” tegasnya.
Menurutnya, sejumlah kasus penipuan biasanya terjadi karena harga yang ditawarkan tidak relevan dengan fasilitas yang diberikan.
“Kalau harga terlalu murah dan tidak relevan, besar kemungkinan itu mengandung unsur scam,” katanya.
Untuk menyambut libur akhir tahun, Astindo NTB melakukan koordinasi dengan pihak hotel dan penyelenggara kegiatan agar pelayanan kepada wisatawan tetap optimal.
“Kami mengikuti persiapan di masing-masing destinasi maupun hotel agar kebutuhan paket wisata dan acara malam tahun baru dapat terlayani,” pungkas Sahlan.
Peringatan Astindo NTB ini juga senada dengan peringatan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebelumnya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap modus penjualan tiket dan paket murah menjelang akhir tahun 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan bahwa aduan penipuan pembelian tiket murah secara online meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Aduan tersebut diterima melalui Indonesia Anti Scam-Centre (IASC) dan Satgas PASTI.
Menurut OJK, modus penipuan ini banyak memanfaatkan momen liburan seperti Lebaran dan Tahun Baru, ketika permintaan tiket pesawat serta paket wisata meningkat tajam.(bul)







