Sumbawa Besar (Ekbisntb.com) – Dinas Kesehatan (Dikes) Sumbawa memastikan hingga saat ini belum ada satu pun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Saat ini baru sebatas pengajuan dari masing-masing SPPG untuk penertiban sertifikat tersebut.

“Dari 10 SPPG itu belum ada sertifikasinya, karena sedang berproses untuk pemenuhan persyaratan SLHS-nya. Mereka sudah memasukkan data sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” kata Kepala Dikes Sumbawa, H. Sarif Hidayat kepada Suara NTB, Rabu 8 Oktober 2025.

Ia melanjutkan, untuk penertiban SLHS tersebut SPPG harus mengajukan dulu surat permohonan ke Dinas Kesehatan. Saat ini, 10 SPPG tersebut sudah mengajukan dan sedang berjalan bahkan dari beberapa SPPG sudah mulai memenuhi syarat tersebut.
“Jadi empat standar tersebut yakni untuk pengelolanya harus memiliki sertifikat pengolahan makanan termasuk penjamahnya. Makanan, alat yang digunakan maupun air harus melalui uji laboratorium,” ujarnya.
Saat ini lanjut Sarif, sudah ada beberapa SPPG yang sudah diambil sampelnya, baik air maupun makanannya untuk dikirim ke Laboratorium. Bahkan laboratorium yang digunakan untuk pengujian tersebut berada di Kota Bima dan saat ini masih terus berproses.
“Proses pengujian airnya masih berproses dan saat ini tim dari kami (Dikes) juga mulai melakukan inspeksi kesehatan lingkungan di masing-masing SPPG sebagai syarat dan ditargetkan tuntas tanggal 31 Oktober,” ucapnya.
Disinggung terkait keberlanjutan SPPG Bunga Eja di Kecamatan Empang dan Lempeh, Sarif memastikan untuk sementara ini masih dihentikan operasionalnya sementara. Hal itu dilakukan untuk proses penyelidikan terhadap dugaan keracunan terhadap siswa yang dilayani oleh SPPG tersebut.
“Masih kita hentikan untuk sementara ini, kami juga akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dari mana sumber makanan yang mengakibatkan siswa keracunan,” jelasnya.
Ia menyebutkan berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan di program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Empang dan Kelurahan Lempeh ditemukan adanya bakteri E- Coli dan Staphylococcus Aureus. Bakteri tersebut berada di bahan makanan seperti tomat, wortel, dan ayam suwir.
“Dua bakteri tersebut diduga menjadi faktor utama terjadinya keracunan terhadap ratusan siswa di kedua wilayah tersebut. Sehingga kami akan memberikan atensi khusus,” tukasnya. (ils)