Lombok (ekbisntb.com) – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) merilis 10 Standar Operasional Terbaru (SOP) pendakian Gunung Rinjani. Setelah melakukan revisi hingga lima kali, BTNGR, Pemprov NTB, Kementerian Perhutanan, dan beberapa pihak terkait lainnya menetapkan SOP terbaru sebagai upaya peningkatan keselamatan, kenyamanan, dan tanggung jawab dalam aktivitas pendakian.
Beberapa poin penting perubahan tersebut di antaranya pendaki harus menunjukkan surat sehat berlaku maksimal H-1 sebelum pendakian; wajib mengisi Surat Pernyataan dan data asuransi lain yang dimiliki; pendaki wajib punya pengalaman dibuktikan dalam bentuk foto, sertifikat, atau wawancara.

Selanjutnya, pendaki berusia di bawah 17 tahun wajib didampingi dan membawa izin ortu; pemula wajib didampingi guide berpengalaman; wajib mengikuti safety briefing; 1 guide maksimal memandu lima pendaki; 1 porter maksimal untuk dua pendaki asing atau tiga pendaki lokal.
Kemudian, Open Trip atau TO wajib memastikan standar perlengkapan pendakian; dilarang membawa speaker aktif & alat musik, serta perubahan jadwal pendakian wajib melapor dan melampirkan alasan perubahan jadwal serta bukti pendukung.
Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata mengatakan Pemprov NTB bergerak cepat memperkuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian Gunung Rinjani. Langkah ini diambil sebagai respon atas insiden yang terjadi beberapa waktu lalu, sekaligus memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan.
Upaya penguatan SOP dilakukan seiring pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas (upskilling) bagi para pemandu gunung di kawasan Rinjani. Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pemberian sertifikasi kompetensi bagi para pemandu, setelah mereka lulus uji.
“Untuk menciptakan pariwisata yang mendunia, kita butuh standar yang berkualitas dan berstandar internasional,” ujar Kepala Bidang Destinasi Pariwisata NTB, Chandra Aprinova. Pelatihan mencakup standar pengetahuan, sikap, perilaku, keterampilan komunikasi, hingga kemampuan mengambil keputusan dalam situasi darurat.
Selain SOP dan peningkatan kapasitas SDM, Pemprov NTB juga mendorong kerja sama dengan pihak swasta seperti Eiger, Consina, dan Arei untuk meningkatkan standar peralatan pendakian. “Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, penguatan SOP, peningkatan kapasitas dan sertifikasi pemandu, serta peningkatan peralatan berstandar internasional,” tambahnya.
Dia juga menyoroti pentingnya penguatan dimensi sosial dan ekonomi dalam SOP. Budaya lokal dan peran masyarakat harus diakomodasi dalam sistem pendakian Rinjani. “Sekitar 80 persen masyarakat di sekitar Rinjani hidup dari pariwisata pendakian. Ini harus jadi perhatian,” katanya. (era)