Mataram (ekbisntb.com)-Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Muhammad Riadi menyatakan, gagal bunting pada ternak yang sudah di suntik IB (Inseminasi Buatan) berkali-kali bisa dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis.
Faktor teknis misalnya, petugas IB yang digunakan oleh peternak belum memiliki skil untuk melakukan IB. Terutama petugas – petugas IB mandiri, atau bukan petugas pemerintah.
“Atau bisa jadi, karena peternak terlalu terburu-buru, belum memenuhi betul ciri-ciri ternak bunting, disuruh saja petugas IBnya nyuntik. Itu juga berpengaruh, karena syarat-syarat ternak birahi itu sudah jelas , pada jalur lahir biasanya bengkak, kemerah-merahan, besah atau berlendir. Itu baru bisa di IB, tidak sembarangan juga IB dilakukan,” katanya.
Hal-hal teknis ini bisa mempengaruhi. Untuk petugas IB yang dilibatkan oleh pemerintah, Riadi mengatakan dapat dijamin, begitu juga dengan N2 cair dan semen beku yang disuntikkan ke rahim ternak, dijamin keasliannya.
“Tidak ada itu N2 cair atau mani beku palsu. Pasti asli,” katanya.
Apalagi untuk program si SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) Kementerian Pertanian, straw yang digunakan adalah straw yang dihasilkan dari Balai IB yang sudah berlisensi.
Lalu soal bayar kepada petugas IB, kata Riadi, bisa juga peternak menggunakan petugas IB mandiri yang notabenenya tidak memiliki depo N2 cair dan semen beku. Sehingga harus membeli bahan baku untuk IB ke Balai IB.
“Bisa saja itu, petugas IB mandiri membeli N2 cair dan mani beku, itu pasti dibayar sama peternak. Berapa besaran yang dibayar, tergantung kesepakatan dengan peternak. Bisa saja dibayar Rp200 ribu sekali IB,” tambahnya.
Sementara untuk program SIKOMANDAN, pemerintah menyediakan insentif sebesar Rp25 ribu sekali suntik IB.
“Begitu petugas IB sudah melaporkan ke system, pemerintah bayar Rp25 ribu sekali IB. itu saja. Karena yang lain-lainnya sudah disiapkan gratis oleh pemerintah,” demikian Riadi.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah mendorong peningkatan populasi ternak melalui program Inseminasi Buatan (IB), salah satunya di provinsi NTB. IB merupakan teknologi yang digunakan dalam budidaya ternak untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak, khususnya sapi.
IB dilakukan dengan memasukkan mani/semen ke dalam alat kelamin hewan betina sehat menggunakan alat inseminasi, sehingga hewan tersebut menjadi bunting. Tujuan IB adalah meningkatkan angka populasi sapi ternak melalui peningkatan angka kelahiran dengan cepat dan teratur. (bul)