26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiWarung Makan Bu Tris Solo di Mataram, Makin Optimis Setelah Masuk Program...

Warung Makan Bu Tris Solo di Mataram, Makin Optimis Setelah Masuk Program Mayo Honda

Mataram (Suara NTB) – Di tengah persaingan usaha kuliner di Kota Mataram, Warung Makan Bu Tris Solo yang berlokasi di Jalan Bung Karno tetap bertahan dan optimis semakin berkembang. Sejak tahun 2017, warung yang dikenal dengan menu sate dan gulai khas Solo ini menjadi pilihan banyak penikmat kuliner, terutama pecinta masakan daging kambing dan sapi.

Warung yang dikelola oleh pasangan suami istri asal Boyolali, Jawa Tengah, ini menawarkan berbagai menu favorit seperti sate kambing, sate ayam, tongseng kambing dan sapi, gule kambing, tongseng ayam, soto kwali, hingga nasi goreng sapi. Semua menu disajikan dengan cita rasa khas Jawa yang kuat, namun disesuaikan dengan lidah masyarakat Lombok.

- Iklan -

“Sudah sejak 2017 kami berjualan di sini. Dulu tempatnya sederhana sekali, tapi alhamdulillah sekarang sudah lebih tertata. Setahun terakhir kami dapat bantuan dari Astra Motor NTB lewat program Mayo Kuliner Honda. Mereka bantu bikin tenda, spanduk, kipas angin, bahkan perapian lapak. Semua tanpa biaya,” ujar Bu Trisno, pemilik warung.

Melalui program tersebut, Astra Motor NTB tidak hanya memberikan dukungan fasilitas, tetapi juga membantu promosi usaha kecil dan menengah agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, termasuk wisatawan yang datang ke Lombok.

“Waktu itu ada tim Honda datang, menawarkan kerja sama untuk bantu promosi usaha kecil. Saya langsung terima karena niatnya baik dan memang gratis. Sekarang banyak pelanggan yang datang karena tahu dari pihak Honda,” tutur Bu Trisno, menceritakan ikhwal program Mayo Honda menyasarnya.

Dalam sehari, warung Bu Tris mengolah rata-rata 16 kilogram bahan baku, terdiri dari 5 kilogram daging kambing, 5 kilogram daging sapi, 3 kilogram ayam, dan 3 kilogram tulang untuk olahan kuah. Omzet warung ini tidak selalu stabil, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya operasional harian.

“Namanya jualan, kadang ramai, kadang sepi. Tapi alhamdulillah masih bisa terus jalan. Sekarang bahan-bahan memang mahal, arang saja sampai Rp15 ribu per kilo, tapi saya belum pernah naikkan harga. Pembeli juga lagi susah, jadi saya tahan dulu,” ungkapnya.

Melalui dukungan Mayo Honda, Bu Trisno merasa semakin optimis. Warung kecilnya kini lebih dikenal, tidak hanya oleh warga Mataram, tapi juga oleh tamu-tamu luar daerah yang datang berkunjung.

“Kalau ada acara besar, biasanya rame sekali. Banyak yang tahu dari brosur atau dari katalog digital Honda. Saya senang sekali, merasa usaha kecil seperti kami masih diperhatikan,” katanya penuh syukur.

Dengan semangat dan kerja keras, Bu Trisno berharap warungnya bisa terus berkembang dan menjadi ikon kuliner khas Solo di Kota Mataram.

Adrian Arlim, Marketing Manager Astra Motor NTB mengatakan, Mayo Kuliner menjadi identitas atau branding yang dihadirkan untuk mendukung dan memberdayakan UMKM kuliner local.

“Cita rasanya menjadi rekomendasi Honda NTB untuk dicobai atau diicipi oleh wisatawan dan tamu-tamu yang berkunjung ke NTB. Apalagi semenjak adanya sirkuit Mandalika, kunjungan relasi dan tamu semakin tinggi setiap tahunnya ke NTB, para tamu tersebut pasti kalau kunjungan akan bertanya kuliner khas lokal yang enak di sini apa, dan list tenant Mayo Kuliner menjadi jawabannya,” terangnya.

Benefit untuk UMKM  Mayo Kuliner selain warung atau toko dibranding dengan nuansa warna merah yang khas brand Honda , benefit lainnya yang didapat adalah, seluruh relasi Astra Motor NTB direkomendasikan berkunjung UMKM Mayo Honda.

“Jadi efeknya akan berkepanjangan tidak hanya sekedar di branding lalu tidak di maintain, tetapi nilai dari bisnisnya tetap berkelanjutan,” demikian Adrian. (bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut