Mengerjakan haji bagi yang mampu merupakan rukun Islam yang ke lima. Karena merupakan rukun Islam, banyak umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji, meski harus antre hingga puluhan tahun. Namun, banyak juga yang tidak bisa menunggu sampai puluhan tahun dan memilih melaksanakan umrah terlebih dahulu, setelah itu, baru pergi berhaji.
MASA tunggu keberangkatan haji yang mencapai 38 tahun membuat banyak warga yang sudah mendaftar haji lewat pemerintah digoda oleh pihak tertentu untuk menarik dana haji yang sudah ditabung ke bank yang ditunjuk. Mereka ditawarkan untuk pergi umrah terlebih dahulu, daripada harus menunggu waktu berhaji hingga 38 tahun.
Dari data Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Provinsi Jawa Timur dengan calon jemaah haji yang membatalkan berangkat haji sebanyak 10.304 orang, disusul Jawa Barat 9.000 orang, kemudian Jawa Tengah 6.222 orang. Setelah itu, Banten 2. 226 orang. Jakarta 2.244 orang, Sumatera Utara 1.916 orang, NTB 1.734 orang, Sulawesi Selatan 1. 504 orang, Kalimantan Selatan 1.322 orang dan Lampung 1.306 orang.
Dikhawatirkan dengan masa tunggu yang lama ini akan berpengaruh pada warga yang sudah mendaftar haji lewat pemerintah untuk semakin banyak menarik dananya dan memilih pergi berumrah.
Adalah Haryanti, warga Ampenan yang sudah mendaftar haji lewat jalur reguler pemerintah masih tetap mengharapkan bisa berhaji lewat pemerintah. Meski masih harus menunggu puluhan tahun, dirinya tetap berharap pemanggilan dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk berhaji semakin cepat.
Selain itu, Haryanti bersyukur pada akhir tahun 2024 ini sudah didaftarkan oleh adik bungsunya yang merupakan pimpinan salah satu rumah sakit di Tangerang, Banten untuk pergi umrah. Bersama adiknya yang nomor dua yang juga seorang PNS di lingkup Pemkot Mataram dibiayai adik bungsunya menjalankan ibadah umrah.
Haryanti bersyukur diberikan kesempatan pergi umrah berdua dengan adiknya, karena biaya untuk umrah sekarang ini minimal harus memiliki dana sebesar Rp30 juta. Pihaknya mengharapkan setelah pergi berumrah panggilan berhaji semakin dekat.
Beda halnya dengan Lalu Ramdan, warga Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah tidak bisa harus menunggu hingga puluhan tahun untuk bisa melaksanakan ibadah haji. Usia yang sudah lebih dari 60 tahun di tahun 2024 tentu tidak bisa menunggu 38 tahun lagi.
Saat itu, usianya sudah memasuki 96 tahun. Jika diberi umur panjang, tentu dirinya sangat bersyukur, karena bisa diberikan kesempatan bisa mengunjungi Baitullah di Mekkah, Arab Saudi. Sementara ibadah haji adalah ibadah fisik yang memerlukan banyak tenaga dan waktu, sehingga harus dilakukan dalam kondisi tubuh yang sehat dan prima.
Pensiunan guru SD ini pun akhirnya memutuskan menggunakan travel haji dan umrah untuk berhaji meski harus membayar dalam jumlah besar. Mengingat umurnya dan istrinya yang sudah tidak lagi muda, maka uang pensiunannya dipergunakan untuk membayar biaya perjalanan haji sebesar Rp150 juta per orang dengan jaminan bisa berangkat haji pada tahun 2024 ini. Itu artinya, ia harus membayar sebesar Rp300 juta ke travel haji dan umrah yang berpusat di Jakarta.
Besarnya jumlah itu bisa ditanggulangi setelah anaknya ikut membantu menalangi biaya perjalanan haji untuk mereka berdua. Sehingga biaya haji, baik untuk perjalanan selama berhaji dan biaya orang yang tinggal di rumah tercukupi.
Begitu juga dengan Hj. Nikmah, warga Lombok Barat yang lebih memilih langsung mendaftar berhaji ke travel haji dan umrah sebesar Rp150 juta. Semula sempat mendaftar di salah satu travel haji dan umrah dan sudah menyetor dengan jumlah uang tertentu. Namun, tidak diberangkatkan, sehingga menarik dananya yang sudah disetor. Pihaknya bersyukur, dana setoran ke travel haji dan umrah tersebut bisa kembali, sehingga dipergunakan untuk mendaftar di salah satu travel haji dan umrah dan bisa berhaji tahun 2024 lalu.
Begitu juga dengan Nisah mengaku untuk sementara memilih melaksanakan ibadah umrah karena lamanya waktu mendapat giliran pergi ke tanah suci. Selain lama menunggu, ia memilih berumrah untuk mendapatkan pengalaman ke tanah suci sebelum melaksanakan haji.
“Sudah daftar dari tahun 2016, kalau haji perlu nunggu lama. Jadi kemarin saya diajak teman buat umrah, karena ingin, saya berangkat,” ujarnya.
Selain lamanya menunggu giliran untuk berhaji. Tingginya biaya untuk berhaji juga menjadi permasalahan bagi sebagian calon jemaah. Pasalnya, mulanya harga untuk berangkat haji hanya perlu dibayar dimuka. Kini, calon jemaah dikatakan dimintai dana sesaat namanya masuk alokasi kuota haji.
“Kemarin kan bayar Rp25,5 juta, katanya besok pas namanya turun bakal dimintai lagi. Kata orang-orang kadang ada yang diminta Rp25 juta – Rp40 juta,” ungkapnya.
Adanya tambahan biaya ini menjadikan calon jemaah sedikit was-was. Takutnya, ketika namanya masuk kuota haji, calon jemaah tidak memiliki dana sejumlah yang diminta oleh Kemenag.
Tingginya biaya ke tanah suci ini tidak hanya dirasakan bagi calon jemaah haji, tetapi orang yang ingin berumrah. Pasalnya, untuk umrah 12 hari, perlu mengeluarkan dana Rp35 juta. Meski demikian, lamanya menunggu giliran naik haji, serta tingginya biaya haji tidak menyurutkan angan dan semangat calon jemaah ini untuk berhaji. (ham/era)