Mataram (ekbisntb.com) – Pro-kontra muncul di kalangan masyarakat terhadap keberadaan kesenian kecimol. Terlebih tarian erotis yang dipertunjukan oleh penari sehingga menimbulkan kegaduhan. Di satu sisi, kesenian lokal ini perlu dilestarikan karena dapat menarik perhatian wisatawan.
Pengamat Pariwisata, Anas Pattaray, S.Sn., M.Par., CHE menjelaskan, kecimol merupakan salah satu kesenian modern yang ada di Pulau Lombok. Kesenian lokal ini sebagai wadah masyarakat untuk mengekspresikan diri. Jika dibubarkan maka menghalangi para seniman untuk berekspresi.
“Kesenian itu tidak dibatasi dengan aturan-aturan, tidak hanya dipanggung hiburan, Kecimol sendiri walaupun seni yang muncul di era modern, dia memiliki segmen pasar baru yang memang berbeda dari seni lainnya,” terang pada Jum’at, 7 Juni 2024.
Kecimol menjadi kesenian lokal yang tidak hanya memiliki pangsa pasar lokal, tetapi juga bisa menarik wisatawan mancanegara. Menurutnya, kesenian ini perlu dirawat dan dilestarikan mengingat Lombok sebagai salah satu daerah wisata prioritas yang tidak hanya menonjolkan wisata alam, bisa juga menonjolkan wisata budaya dan kesenian seperti kecimol.
“Tetapi itu memang salah satu seni pertunjukan modern yang pantas kita apresiasi,” ujarnya.
Meskipun muncul pro-kontra di tengah masyarakat. Kesenian kecimol bukanlah suatu yang perlu di permasalahkan. Akan tetapi, tarian erotis yang dipertontonkan penari yang perlu dibubarkan. Tarian erotis bukanlah sebuah seni, melainkan sudah masuk ranah pornografi.
“Bukan seni ini, tapi pornografi, yang tidak bisa kita pertontonkan di khalayak ramai” tambahnya.
Ia tidak sepakat jika pemerintah membuat aturan peraturan tentang kesenian kecimol. Hal itu, akan menghambat seniman untuk berekspresi, sehingga langkah yang perlu diambil adalah memberikan pemahaman kepada para seniman kecimol untuk bisa membatasi bahkan menghilangkan unsur-unsur pornografi dalam pertunjukan. (era)